"Mohon menyikapi hasil riset anak bangsa ini dengan bijak. Jangan menghakimi dulu sebelum mengetahui fakta ilmiahnya," kata Nihayatul saat dihubungi era.id, Minggu (5/7/2020).
Ia menjelaskan kalung tersebut memiliki kandungan eucalyptus yang merupakan bahan herbal. Bahkan diklaim juga kandungan ini kerap digunakan di luar negeri.
"Eucalyptus itu bahan herbal aman, bahkan di FDA Amerika dibuat sebagai pengawet makanan, di Eropa dan di Inggris dibuat aromatizer makanan," kata Nihayatul.
Saat ditanya soal kementan yang sebaiknya menguji klinis dulu dan membuktikan keampuhan kalung tersebut untuk menangkal korona, ia meyakini hal tersebut sudah dilakukan.
"Ya kalau belum diteliti mana berani untuk diperbanyak," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan kalung antivirus korona akan
diproduksi massal pada Agustus 2020. Klaimnya, kalung Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Kementan mampu mematikan COVID-19.
Rencana produksi massal ini pun mengundang polemik. Sejumlah pakar meragukan keampuhan
kalung tersebut menangkal korona. Apalagi saat ini negara-negara lain masih melakukan
peneltian terhadap vaksin korona.