Batik Diklaim China, Ketua Ikatan Pecinta Batik Angkat Bicara

| 14 Jul 2020 12:41
Batik Diklaim China, Ketua Ikatan Pecinta Batik Angkat Bicara
Ayu Dyah Pasha (Foto: Instagram/@ayu.dyah.pasha)
Jakarta, era.com - Baru-baru ini, media asal China, China Xinhua News menghebohkan warga Indonesia. Berita resmi pemerintah Republik Rakyat China, Xinhua, menulis bahwa batik adalah kerajinan tradisional asli China.

Akun Twitter @XHNews atau China Xinhua News juga mengunggah sebuah video yang memperlihatkan proses pembuatan batik.

 

"Batik adalah kerajinan tradisional yang biasa di kalangan kelompok etnis di China. Menggunakan lilin leleh dan spatula, orang (perajin) mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan sisa lilin. Lihat bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern #AmazingChina," tulis @XHNews.

Munculnya postingan yang mengklaim batik berasal dari China langsung mendapat reaksi keras dari masyarakat Indonesia. Menanggapi isu tersebut, Ayu Dyah Pasha sebagai Pendiri sekaligus Ketua Ikatan Pecinta Batik angkat bicara.

"Tentang China mengatakan hal tersebut, menurut saya memang batik ada di beberapa negara, yang kita kenal secara teknik, yaitu proses perintang warna. Proses itu ada juga di Jepang, India, termasuk China," ungkap Ayu Dyah Pasha kepada era.id.

Lebih lanjut ia memaparkan, teknik perintang warna ada yang menggunakan wax, lilin, kanci, kuta. Selama memakai proses perintang warna ini maka bisa kita sebut dengan batik (membatik). Maka sebaiknya kita tanggapi saja dengan bijak.

Wanita berusia 50 tahun itu juga menjelaskan perbedaan antara batik Indonesia dan batik di luar negeri.

"Batik Indonesia itu berbeda, dalam arti kata motif batik berbeda, memiliki filosofi, dan warna-warna yang berkembang pada zamannya. Nah yang membedakan juga adalah canting yang dimiliki Indonesia. Canting ini dikenal membuat motif-motif batik, ada canting tulis dan canting cap. Nah ini merupakan ciri khas dari Indonesia," ujar Ayu.

Ayu mengatakan jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, sebuah wilayah di Tiongkok Selatan, China. Jadi baginya, bisa saja ini sebuah kebetulan, namun harus di telusuri lebih mendalam.

"Pasti kita pernah belajar saat SD SMP bahwa nenek moyang kita berasal dari Yunan, China. Bukan sebuah kebetulan jika batik dari Yunan. Apakah itu ada kolerasi atau tidak? tentunya perlu ada penelitian lebih jauh," lanjutnya.

Ayu juga mengatakan semua negara bisa menciptakan motif batik baru yang khas. Kita tak perlu marah karena semua negara bisa memakai istilah batik meski memakai teknik celup warna.

 

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

"Bagi saja itu boleh-boleh saja. Contoh saja, kita memakai kimono dari Jepang. Walaupun motifnya batik, tetap saja saya sebut kimono. Batik sendiri belum ada satu negara yang memantenkan untuk penggunaan kata batik sebagai brand. Jadi, batik adalah sebuah proses menggunakan teknik perintang warna dan celup warna yang bisa kita katakan sebagai batik," tutup Ayu.

Diketahui, batik adalah warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Selain sebagai warisan budaya, keindahan batik telah diakui dunia. Sebelum China, Malaysia pernah mengklaim batik adalah milik mereka.

Hingga akhirnya, pada tahun 2008 pemerintah Indonesia bereaksi atas klaim tersebut. Pemerintah Indonesia mendaftarkan Batik dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO.

Tags : hari batik china
Rekomendasi