Rekor Tertinggi COVID-19 di Indonesia, Saatnya Injak 'Rem'?

| 03 Sep 2020 18:21
Rekor Tertinggi COVID-19 di Indonesia, Saatnya Injak 'Rem'?
Dok. BNPB

ERA.id - Kasus virus Corona (COVID-19) di Indonesia hari ini Kamis (3/9/2020) pecah rekor lagi. Hari ini dilaporkan ada penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 3.622 kasus baru.

Berdasarkan data di situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (3/9/2020), jumlah kasus COVID-19 di Indonesia menjadi 184.268. Dilaporkan juga 2.084 sembuh dari Corona. Dengan penambahan tersebut, total pasien sembuh dari Corona di RI sebanyak 132.055.

Sedangkan pasien positif Corona yang meninggal dunia per 3 September sebanyak 134 orang, sehingga totalnya menjadi 7.750 orang meninggal.

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengaku pemerintah sangat memantau perkembangan penyebaran virus korona di Indonesia yang belakangan melonjak. Doni juga mengingatkan agar kepala daerah bisa memainkan 'rem dan gas' seperti analogi Presiden Joko Widodo.

Doni mengatakan, jika suatu daerah sudah masuk zona merah, maka kepala daerah harus langsung menginjak 'rem'. Sebaliknya, jika daerah tersebut berubah ke zona yang lebih aman, maka bisa menambah 'gas'. Adapun yang dimaksud dengan 'rem dan gas' adalah menyeimbangkan antara aspek kesehatan dan ekonomi di masa pandemi COVID-19.

"Kalau zona merah maka 'rem' lah yang ditekan, ketika daerah sudah berkurang kasusnya maka 'gas' bisa ditambah, di setiap daerah harus selalu memperhatikan perkembangan terjadi," ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).

Selain mengingatkan para kepala daerah untuk memantau perkembangan penyebaran COVID-19, Doni juga menekankan agar para kepala daerah memperhatikan ketersediaan rumah sakit yang semakin berkurang. Doni meminta kepala daerah memperhatikan hal ini agar tidak membuat kekhawatiran di masyarakat.

"Setiap pemimpin daerah harus mewaspadai agar tidak menimbulkan kekhawatiran masyarakat tentang tersedia rumah sakit," kata Doni.

Sementara itu, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan Indonesia belum berhasil menekan dan mencegah penularan COVID-19 secara konsisten secara nasional.

Wiku saat memberikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Kamis menyatakan kondisi tersebut ditunjukkan oleh penurunan dan peningkatan kasus yang terjadi.

Dok. BNPB

"Kemarin (Rabu, 2/9) tepat enam bulan perjuangan Indonesia menghadapi COVID-19. Awalnya Indonesia tidak siap menghadapi pandemi, namun dengan berjalan waktu beberapa bulan awal akhirnya kita semua berhasil mengendalikan dan menekan kasus," katanya.

Dia mengatakan bahwa kemudian beberapa pekan terakhir kembali terlihat peningkatan jumlah kasus yang sangat signifikan. Artinya, kata dia, Indonesia belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten.

"Artinya apa, artinya kita belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten, secara nasional. Dan ini tugas kita semua, tidak hanya pemerintah tapi seluruh masyarakat agar patuh menerapkan kedisiplinan protokol kesehatan, baik individu maupun masyarakat secara kolektif," katanya.

Sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menyikapi pandemi agar masyarakat tetap aman namun juga produktif.

Rekomendasi