ERA.id - Al-Qur'an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Kitab suci Al-Qur’an berisi perintah Allah, pedoman, sejarah, hingga kisah Islam yang patut diketahui. Turunnya Al-Qur’an dilakukan secara berangsur-angsur selamat 22 tahun 2 bulan dan 27 hari atau hampir 23 tahun.
Membaca, menghayati serta mengamalkan isi Al-Qur’an sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim. Karena Al-Qur’an bukan hanya sekadar kitab suci. Namun, juga pedoman dalam menjalani hidup. Manfaat yang didapat dari membacanya secara rutin pun sangat banyak.
Salah satu manfaat rajin membaca Al Qur’an yaitu dapat menjadi syafaat ketika hari kiamat tiba. Seperti dalam Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.”
Tapi apakah kamu sering mendengar istilah tartil, tilawah, dan muroja’ah dalam membaca Al-Qur'an? Kalau masih merasa asing dengan tiga kata ini yuk simak penjelasan beserta perbedaanya.
Apa itu tartil?
Dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib dalam Syarh Mandhumah al Jazariyah, tartil adalah mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat berhentinya. Lalu, menurut Abu Ishaq dalam Lisan al Arab, tartil adalah membaca dengan jelas.
Hal ini tidak bisa dilakukan jika membaca terburu-buru. Membaca Al Qur’an dengan jelas hanya bisa jika menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar.
Membaca dengan tartil ternyata juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, dalam ayat Al Qur’an sendiri membaca dengan tartil juga dianjurkan oleh Allah.
- Ramadan Kurang Mengasyikkan Tanpa Kenal Sosok Legenda di Buku Iqro Ini, Siapakah Dia?
- Berikut Beberapa Nama Al-Quran dan Artinya yang Harus Kamu Ketahui
- Kisah Nabi Hanzhalah dan Punahnya Burung Raksasa Anqa, Umatnya Diazab Jadi Batu karena Hal Ini
- Tempat Paling Misterius di Dunia yang Dijelaskan dalam Al-Qur'an, Ada Mata Air Abadi
Dalam Al Qur’an surat al Muzammil: 4 berbunyi, “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil.”
Berdasarkan ayat di atas, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca Al Qur'an dengan tartil yang sebenar-benarnya, tidak membaca Al Qur'an dengan asal-asalan.
Agar bisa membaca Al Qur'an dengan tartil yang sebenar-benarnya seorang muslim dituntut untuk mempelajari bacaan Al Qur'an dengan baik dan benar yang dalam ini diistilahkan dengan 'tahsin tilawah Al Qur'an'
Inti dari membaca dengan tartil adalah membaca dengan pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan, demikian dikutip dari Kitab al Adab as Syalhub.
Apa itu tilawah?
Tilawah atau taghanni bukan hal baru dalam membaca Al Qur’an. Dalam kamus bahasa Arab, taghanni artinya bernyanyi dengan suara merdu. Istilah ini dapat dimaknai dengan mengeraskan dan membaguskan suara bacaan Al Qur’an dengan khusyuk.
Bahkan dalam Muttafaqun ‘Alaihi disebutkan, “Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu sebagaimana Dia mendengarkan Nabi-Nya membaguskan bacaan Al Qur’an dan mengeraskan suaranya.”
“Semua ulama sepakat bahwa membaca Al Qur’an dengan suara yang indah merupakan amalan yang dianjurkan,” ungkap pakar Islam Turki, Mehmet Paksu dalam ulasannya Reciting the Koran with Taghanni.
Sementara itu, Imam Nawawi berpendapat bahwa cara membaca seperti ini diperbolehkan dalam batas-batas tertentu. Batas-batasnya seperti tidak mengabaikan tajwid, tidak menambahi atau mengurangi huruf, dan lain-lain. Jika batas ini dilanggar, maka bacaan ini haram hukumnya.
Dari ulasan singkat tersebut, dapat kita ketahui bahwa cara membaca dengan tartil dan tilawah jelas berbeda. Jika tartil dibaca dengan pelan dan jelas, sedangkan tilawah membaca Al Qur’an dengan menyanyikan tanpa mengabaikan aturan-aturan dalam membaca huruf-hurufnya. Selanjutnya mari membahas apa itu muroja’ah.
Apa itu muroja’ah?
Muroja’ah adalah kegiatan mengulang kembali pelajaran, hapalan dan lain sebagainya. Dari segi bahasa, muroja’ah ini berasal dari kata “roja’a yarji’u” dan “muroja’atan” yang artinya adalah kembali.
Dari artian harfiah kembali atau muroja’ah banyak digunakan khususnya dalam pendidikan islam utamanya pesantren. Istilah Muroja’ah ini ditujukan pada kegiatan mengulang pelajaran sebelum ujian hapalan-hapalan ayat-ayat Al-Qur'an dan lain sebagainya.
Bagaimana? Apa sekarang kamu sudah bisa melihat perbedaan yang jelas dari ketiganya? Ikuti terus ya ERA.id untuk mengetahui lebih banyak informasi.