Ada Persekusi di Car Free Day Jakarta

| 29 Apr 2018 19:00
Ada Persekusi di Car Free Day Jakarta
Riuhnya Car Free Day (ZAKIYA/era.id)
Jakarta, era.id - Kendati Pilpres masih tahun depan, suhu politik sudah terasa panas. Salah satunya terlihat dalam kegiatan car free day (CFD) yang digelar di Bundaran HI, Jakarta, pagi tadi.

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instragram @negativisme sekelompok orang yang mengenakan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden melakukan buliying terhadap tiga orang yang mengenakan kaus bertuliskan #DiaSibukKerja.

Belum diketahui ke mana afiliasi politik tiga orang yang mengenakan kaus #DiaSibukKerja tersebut. Namun sejumlah netizen menduga mereka adalah pendukung calon petahana Presiden Joko Widodo. 

Video berdurasi satu menit itu jelas memperlihatkan tindakan tidak etis yang dilakukan sekelompok orang yang mengenakan kaus bertuliskan #2019Ganti Presiden. Mereka mengibaskan uang pecahan Rp100.000 kepada ketiga orang tersebut, sambil menyoraki.

"Dibayar berapa lo," tanya seseorang untuk meyakinkan bahwa ketiganya dibayar untuk mengenakan kaus tersebut.

"Enggak, enggak dibayar, sumpah," jawab lelaki dalam video, sambil terus berlalu meninggalkan kelompok yang mem-bully-nya.

 

Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyesalkan adanya kejadian tersebut. Pasalnya, ruang publik car free day Jakarta malah dijadikan sarana untuk mengintimidasi dan mempersekusi seseorang yang berbeda sikap dan pilihan politik.

"Car free day Jakarta adalah ruang publik yang bisa digunakan oleh warga Jakarta untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dengan mengedepankan nilai-nilai keadaban sosial, demokratis, fairness dan sportif," kata Masinton dalam keterangan tertulisnya yang diterima era.id, Minggu (9/4/2018).

Untuk itu, Masinton meminta Pemprov DKI Jakarta segera bersikap tegas untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa terulang. Menurutnya, peristiwa tersebut dapat menimbulkan ketakutan warga Jakarta.

"Car free day bukan hanya bebas dari kendaraan bermotor. Car free day harus bebas dari aksi kelompok yang menciptakan ketakutan melalui aksi-aksi intimidasi dan persekusi," ujar Masinton.

Rekomendasi