Menteri Rini Harus Jelaskan 'Pak Ari' Dalam Rekamannya

| 01 May 2018 10:47
Menteri Rini Harus Jelaskan 'Pak Ari' Dalam Rekamannya
Menteri BUMN Rini Soemarno (Kementerian BUMN)
Jakarta, era.id - Menteri BUMN Rini Soemarno diminta menjelaskan disebutnya 'Pak Ari' dalam rekaman percakapannya dengan Direktur Utama PT Pertamina Sofyan Basir. Percakapan Rini dengan Sofyan diduga membicarakan pembagian fee proyek LNG Bojonegara, Cilegon, Banten.

"Ada hubungan keluarga, dalam percakapan itu Pak Sofyan nyebut nama Pak Ari, itu kental sekali conflict of interest-nya," kata peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra el Talattov, saat dihubungi, Selasa (1/5/2018).

Abra menilai percakapan Rini dengan Sofyan kental bernuansa asas kepentingan karena disebutnya nama 'Pak Ari' yang diduga adalah Ari Soemarno. Ari Soemarno adalah kakak kandung Rini yang merupakan sosok kuat di sektor migas Indonesia.

Nama Ari kembali mencuat setelah Rini mengumumkan kakaknya itu menjadi Ketua Kelompok Kerja Energi dan Anti Mafia Minyak dan Gas Tim Transisi Jokowi-JK, 23 September 2014. Ari pernah duduk sebagai Dirut Pertamina dan Presdir Pertamina Energy Trading (Petral) yang bergerak dalam bidang ekspor dan impor minyak. Tapi kemudian Presiden Jokowi akhirnya membubarkan Petral.

Abra mengungkapkan, apapaun alasan pihak Kementerian BUMN menanggapi beredarnya rekaman percakapan Rini-Sofyan, namun dia tetap menilai percakapan itu melanggar etika. Menurut Abra, Rini dan Sofyan tidak baik membicarakan proyek, apalagi menyangkut fee, melalui telepon yang sangat personal.

Dia menyampaikan, pembicaraan penting semacam itu harusnya dibahas dalam forum terbuka, seperti misalnya dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). 

"Enggak etis, walau posisinya di BUMN, enggak boleh, karena posisinya vertikal, Menteri dan Dirut, ada conflict of interest, membuat keputusan karena pengaruh dari Menteri BUMN kan ada potensi kolusi," kata Abra.

Baca Juga : Rekaman Rini-Sofyan Mencoreng Pemerintahan Jokowi

Pihak Kementerian BUMN membenarkan suara dalam rekaman percakapan itu adalah Rini dan Sofyan. Namun isinya dibantah membicarakan mengenai pembagian fee proyek tertentu.

Staf Khusus III Menteri BUMN bidang Publikasi, Wianda Pusponegoro mengatakan, Kementerian BUMN akan melaporkan penyebar konten rekaman tersebut ke pihak berwajib. Menurut Wianda, rekaman itu telah diedit sehingga pesannya jadi tidak utuh.  

Saat dikonfirmasi mengenai 'Pak Ari', Wianda mengaku tidak tahu dan menyerahkannya kepada pihak berwajib. 

Presiden Joko Widodo didorong merespons tegas beredarnya rekaman percakapan itu. Adapun Jokowi menyatakan belum mau jauh menanggapi hingga ada kejelasan mengenai konteks yang dibicarakan Rini dan Sofyan dalam percakapan tersebut.

 

Rekomendasi