ERA.id - Nama Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri atau yang akrab disapa Sukmawati mendadak jadi perbincangan usai keputusan dirinya pindah agama dari Islam ke Hindu. Sebelum memutuskan pindah agama, putri dari presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno itu diketahui punya sejumlah kontroversi.
Sukmawati sendiri mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR) dan tamat tahun 1964. Adik dari Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia itu kemudian melanjutkan pendidikannya Akademi Tari di di LPKJ, Jakarta, tahun 1970-1974 hingga kemudian menjadi mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, sejak tahun 2003.
Sukmawati pernah terlibat kontroversi hingga berujung pada pelaporan dirinya ke pihak kepolisian. Berikut kontroversi Sukmawati yang berhasil dirangkum ERA.id dari berbagai sumber:
1. Dugaan penistaan agama lewat puisi "Ibu Indonesia"
Nama Sukmawati sempat bikin heboh setelah dirinya membacakan puisi berjudul "Ibu Indonesia". Puisi yang dibacakan Sukmawati di acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 itu dinilai telah melecehkan agama Islam.
Berikut isi puisi tersebut:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
Karena puisi tersebut, Sukmawati akhirnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya, pada Selasa, 3 April 2018.
2. Bandingkan Bung Karno dengan Nabi Muhammad
Pada 15 November 2019, Sukmawati kembali dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Hal itu buntut pernyatannya yang membandingkan Nabi Muhammad dengan sang ayah, Soekarno.
Pernyataan Sukmawati itu terlontar dalam acara diskusi bertajuk "Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme".
Saat itu Sukmawati melontarkan pertanyaan kepada forum yang dihadiri para mahasiswa. Ia membandingkan siapa yang berperan dalam perjuangan di abad ke-20, Bung Karno atau Nabi Muhammad SAW.
"Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah suri teladan itu hanya Nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri. Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia," kata Sukmawati.
3. Ijazah Palsu
Sukmawati pernah mengundurkan diri dalam Pemilu 2009 sebagai calon agnggota DPR RI dari Partai Marhaenisme daerah pemilihan Bali. Hal itu lantaran pada 13 November 2008, ia ditetapkan sebagai tersangka ijazah palsu.
Sukmawati memakai foto kopi ijazah SMA 3 Jakarta tahun lulus 1970, tetapi tidak dilegalisasi. Sekolah menolak melegalisasi karena menyatakan Sukmawati hanya bersekolah hingga kelas II dan tidak bersekolah setelah menikah.
Meski begitu, Sukmawati hanya ditetapkan sebagai tersangka dan tidak ditahan dalam kasus yang dihentikan ini. Diketahui sebelumnya pada Pemilu 2004 ia memakai ijazah SMA 22 Jakarta tahun lulus 1969 sehingga ia memiliki dua ijazah yang berbeda tahun kelulusan.
Sebelumnya, Sukmawati dikabarkan akan menjalani prosesi pindah agama dari Islam ke Hindu. Pelaksanaan ritual akan digelar di Kawasan Sukarno Center Heritage di Bale Agung Singaraja, Bali, pada Selasa, 26 Oktober 2021.