ERA.id - Pegiat media sosial, Ade Armando mengungkapkan 'fans' Saudi di Indonesia mengamuk. Ini gara-gara kini beredar kabar tentang keterbukaan dan kebebasan di Arab Saudi.
Salah satu yang sedang ramai diangkat di media internasional adalah festival megah Riyadh Season yang dimulai pada 20 Oktober.
Menurut dia, liberalisasi saat ini sedang terjadi di Arab Saudi. Keterbukaan dan kebebasan di Saudi Arabia itu terlihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pangeran Mohammed bin Salman.
“Salah satu yang sedang ramai diangkat di media internasional adalah festival megah Riyadh Season yang dimulai pada 20 Oktober. Dan yang menjadi bintang pembuka festival tersebut adalah bintang music rap asal Amerika Serikat, Pitbull.
Puluhan ribu penonton berjingkrak-jingkrak, bergoyang mengikuti show Pitbull. Tiket pertunjukannya ludes habis terjual. Pertunjukan itu bahkan disiarkan secara live di televisi nasional,” ungkapnya, seperti dilihat Sabtu (30/10).
“Show Pitbull itu akan dilanjutkan dengan rangkaian pertunjukan hiburan lainnya. Begitu juga ada parade dan pesta kembang api. Tidak tanggung-tanggung, akan ada lebih dari tujuh ribu acara digelar di 14 area. Hampir semua acara dari festival Riyadh Season digelar secara gratis. Hanya beberapa – misalnya konser Pitbull — yang dibuat secara eksklusif dan berbayar.
Festival Riyadh menjadi sebuah ajang penting karena itu merupakan penanda dari apa yang disebut sebagai Visi Saudi 2030 Penguasa Saudi sekarang, Pangeran Muhammad Bin Salman, memang sedang berusaha membangun sebuah Saudi baru yang lebih terbuka, lebih bebas,” tulisnya lewat media sosial Facebook.
Ade pun menyampaikan sindirannya kepada pendukung Arab Saudi di Indonesia yang menuding media penyebar berita di atas sebagai buzzer, dan dianggap kabar hoaks.
“Para pecinta Saudi ini percaya bahwa menjadi Arab adalah sebuah jalan yang diperlukan untuk memperkuat keimanan. Dalam pandangan mereka, Islam datang dari tanah Arab, dan karena itulah ke tanah Arab kita harus berkiblat. Kini ketika ternyata Saudi berubah dan mengalami liberalisasi, perkembangan ini merupakan tamparan yang sangat keras terhadap mereka para fans sejati Arab Saudi. Kini mereka nampaknya sedang dalam tahap denial, peningkaran,” tulisnya.
Kata dia lagi, para fans Arab Saudi tak menerima kenyataan.
“Dan salah satu cara denial yang mereka lakukan adalah tidak percaya seraya menuduh bahwa berita-berita tentang liberalisasi Saudi itu dilakukan oleh musuh-musuh Islam, termasuk rezim Jokowi,” katanya.
Karena itu, menurut dia, generasi muda Saudi didorong agar selalu mau bekerja keras dan belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dan tempat terbaik yang akan bisa menjadi kiblat kemajuan adalah Barat.
“Karena itulah Salman percaya bahwa bangsa Saudi harus menjadi Barat bukan hanya dalam hal misalnya kepemilikan barang-barang konsumtif, tapi juga dalam hal budaya, cara berpikir, dan penguasaan pengetahuan. Untuk itu, tidak ada pilihan lain, bangsa Saudi harus menjadi bangsa terbuka. Segenap tradisi lama yang serba mengharamkan harus dihabisi. Bangsa Arab harus menjadi bangsa sekuler. Salman sadar kemajuan Saudi di masa depan akan sangat bergantung pada kerjasama mereka dengan negara-negara industry maju. Dan negara-negara itu tidak akan merasa nyaman bila harus bekerjasama dengan sebuah negara yang tertutup. Visi Raja Slman itu dituangkan dalam Visi Saudi 2030,” ucapnya.