Membaca Kepribadian Trump dan Kim Jong-un dari Tanda Tangan

| 13 Jun 2018 07:51
Membaca Kepribadian Trump dan Kim Jong-un dari Tanda Tangan
Presiden AS Donald Trump (Foto: ABC News)
Jakarta,era.id - Pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, berakhir dengan empat perjanjian yang intinya adalah kesepakatan untuk denuklirisasi atau penghentian pembangunan proyek nuklir. Perjanjian tersebut dikunci dengan tanda tangan Trump dan Kim di atas secarik kertas putih.

Dengan tanda tangan yang dibubuhkan keduanya di kertas perjanjian tersebut, karakter keduanya dapat diketahui dengan menggunakan metode graphologi atau teknik membaca karakter seseorang lewat tulisan tangan.

Baca Juga: Empat Kesepakatan Trump-Kim

Graphologist, Kusuma Prabandari, CMHA mengungkapkan untuk mengetahui kepribadian seseorang, diperlukan berbagai macam sarana tulisan tangan, adapun tanda tangan itu tidak bisa mewakili keseluruhan kepribadian seseorang, diperlukan tulisan tangan mereka untuk informasi yang lebih lengkap.

Meski demikian, Kusuma mencoba menganalisis tanda tanga kedua tokoh yang paling berpengaruh di negaranya masing-masing. Hasilnya, jika mengacu pada tanda tangan saja dapat dikatakan Donald Trump memiliki kepribadian yang kaku dan saklek. Trump tipikal orang yang jika sudah mengambil satu keputusan, sulit untuk mengubahnya, meski kondisi sekitar memintanya untuk mengubah keputusan tersebut, Trump lebih memilih bertahan dengan apa yang diputuskannya.

"Dia memiliki sikap yang kaku, sangat jelas terlihat dari tanda tangannya, kurang luwes dan tidak fleksibel," kata Kusuma kepada era.id, Selasa (12/6/2018).

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bertemu Presiden AS Donald Trump di Singapura. (ST PHOTO: KEVIN LIM)

 

Tidak hanya itu, sebatas dari tanda tangan saja, Kusuma melihat jika Trump tidak tanggung-tanggung menyakiti seseorang jika dinilainya tidak sesuai dengan prinsip yang dianutnya. Selain itu, Trump juga tipe orang yang tidak suka tampil bermanis-manis di depan orang lain, dia lebih suka berterus terang dan berkata apa adanya.

"Dengan ujung yang lancip dapat dikatakan dia orang yang sangat tegas , dapat menyakiti orang lain dan straigh to the point," ungkap Kusuma.

Meski demikian, Kusuma menambahkan posisi rapat antarhuruf dalam tanda tangan Donald Trump menunjukkan bahwa Trump tipikal orang yang tidak bisa hidup sendiri, dia merasa terganggu jika sejumlah orang-orang kepercayaannya, meninggalkannya.

"Dia orang yang ingin selalu dekat dengan orang lain, orang yang membutuhkan orang lain untuk berada di sekeliling dia dan mendukungnya, dia kurang nyaman jika ditinggalkan oleh orang-orang di sekelilingnya," tutur Kusuma.

Baca Juga: Trump Optimistis Kim Jong-un Sepakat Denukrilisasi

Sementara untuk Kim Jong-un, Founder Dwika Consulting itu menyebutkan jika kepribadian Kim sangat berbeda dengan Trump yang gemar dikelilingi orang. Kim justru sangat individualis, Kim lebih gemar menyendiri dan sulit dimengerti kemauannya oleh orang sekitar. Hal tersebut nampak dari tanda tangan Kim yang memiliki jarak antar satu huruf dengan huruf lainnya.

"Merasa dirinya tidak membutuhkan orang lain dan sulit ditebak kemauannya," ucap Kusuma.

Selain itu, menurut Kusuma, Kim merupakan orang yang introvert, tertutup, namun disatu sisi dia ingin mendapat perhatian dan diperhatikan oleh orang lain.

Mana yang menyukai perdamaian?

Kusuma menekankan kembali, untuk mencari tahu seberapa jauh keinginan kedua tokoh besar tersebut dalam menciptakan perdamaian, diperlukan perangkat lebih seperti tulisan tangan untuk dianalisis. Pasalnya, perdamaian menyangkut sejumlah elemen seperti kasih sayang, kesadaran dan perhatian.

"Perdamaian itu menyangkut dengan kesadaran, kasih sayang, dan perhatian pada orang lain, itu semua hanya dapat terlihat dari tulisan tangan, bukan tanda tangan," cetus Kusuma.

Namun sepintas dari tanda tangan, Kusuma dapat menginformasikan bahwa kedua tokoh merupakan sosok yang tegas dan memiliki kemauan kuat untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.

"Donald orang yang sangat tegas dan dapat mengambil keputusan dengan sangat cepat, dia tidak sungkan mengungkapkan rasa tidak sukanya pada orang lain," terang Kusuma.

"Kim, sikap individualisnya memang tidak dapat menunjukkan apakah dia suka perdamaian atau tidak, namun sikap ini menujukkan bahwa ada egoisme di situ," tambahnya.

Dalam menjalani kepemimpinan, Kedua tokoh ini memiliki optimisme yang berbeda, sejauh ini, berdasarkan analisis dari tulisan tangan, Kim memiliki jiwa optimisme lebih baik ketimbang Trump. Kim sangat mempercayai apa yang diinginkannya akan didapatkan. Sedangkan Trump, tidak terlihat dari tanda tangannya.

"Kim adalah orang yang cenderung optimis, dia sangat percaya diri dan yakin bahwa apa yang menjadi keinginannya akan terlaksana," tutup Kusuma.

Rekomendasi