ERA.id - Seorang kakek penjual bubur jagung yang melegenda di Makassar atau yang biasa disebut bassang, beberapa waktu yang lalu mencurahkan isi hatinya yang baru ditimpa musibah.
Kakek itu bernama Andi Malagenni Petta Wawo. Menurut pengakuannya, ia sudah 70 tahun berdagang bassang di Makassar. Setiap hari ia menyusuri jalan demi jalan untuk menjual penganan nikmat tersebut.
Di Kecamatan Panakukkang, Andi Malagenni Petta Wawo yang akrab disapa Puang Wawo cukup dikenal. Nyaris setiap malam, sekira pukul 8-9, pada tahun 90-an, ia biasanya berteriak "oi bassang" di jalanan.
Itu diakui seorang warga yang tinggal di daerah Jalan Racing Centre. "Saya belum sekolah, itu bapak sudah jualan," terang Kiky, yang tak pernah lupa dengan wajah Puang Wawo.
Puang Wawo sendiri tinggal di Lorong 4 Kelurahan Bitoa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulsel. Saat berdagang di Jl Batua Raya 3, ia menceritakan bahwa ia harus merelakan uang yang disimpannya selama berjualan bubur bassang (bubur jagung) hilang dicuri orang.
Uang Puang Wawo yang hilang berjumlah lebih dari Rp5 juta. Ia menyimpan uang tersebut di salah satu tempat di dalam rumahnya. "Itu bapak mengaku dicuri uangnya Rp5 juta. Setelah sampai di rumah dan liat uangnya sudah tidak ada," kata Bebi, seorang pembeli yang menceritakan ulang kisah Puang Wawo kepadanya.
Penjualan bubur bassang yang identik dengan sepeda ontel dan berjualan hingga larut malam tersebut ternyata hidup sebatang kara di rumahnya. Kata Bebi, anak-anak dari penjual bubur bassang itu sedang merantau ke Sorong, Papua. "Ternyata tinggal sendiri, anaknya ada di Papua," akunya.
Awalnya Puang Wawo diketahui tinggal di sekitar wilayah Kelurahan Antang. Sebab menurut informasi korban bertempat tinggal di wilayah tersebut. Lurah Antang Amanda Syahwaldi yang dikonfirmasi mengungkapkan bakal mengoordinasikan kejadian pencurian uang milik penjual keliling bubur bassang ini ke pihak yang berwajib yakni Polsek Manggala.
"Nanti saya cari tahu di mana tempat tinggalnya dan saya koordinasikan ke Babinkamtibmas," ujarnya melalui pesan singkatnya beberapa waktu lalu.
Selang beberapa minggu, ERA.id berkesempatan bertemu Puang Wawo. Katanya, uangnya yang hilang berjumlah Rp5,7 juta. "Iye hilangi uangku waktu pergika jualan," kata Puang Wawo beberapa waktu lalu.
Meski uangnya hilang, Puang Wawo tetap memilih melanjutkan hidupnya dengan terus berjualan. Ia tak mau berpangku tangan. Setelah kejadian itu, semangatnya berdagang keliling tak surut.
Puang Wawo mengaku memiliki 7 orang anak yang kini sedang merantau di Papua dan Ambon. Puang Wawo juga sudah berjualan bubur bassang selama kurun waktu 70 tahun lamanya sejak usianya menginjak sekitar 30 tahun kala itu. "Lebih mi umur seratus tahun dan 70 tahun meka menjual bassang," ungkapnya.
Kini Puang Wawo tinggal sendiri di kediamannya di Kelurahan Bitoa, Kecamatan Manggalam sebab istri tercinta sudah lama meninggal dunia.