ERA.id - Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Iman Hud, membeberkan fenomena yang marak terjadi sekarang, yakni masyarakat atau pejabat yang anti kritik.
Secara sederhana, saat bercerita kepada ERA, ia bilang kalau dirinya bukanlah tipikal sosok yang seperti itu. Malah, dirinya butuh dikritik sebab itu seperti vitamin yang membangun.
Seumpama obat yang dicekokkan kepada orang yang sakit, dirinya merasa perlu pahit untuk mendapat kebugaran.
"Percuma banyak pengetahuan, kalau anti kritik. Kalau toh sedikit tahu, dikritik tidak masalah. Jangan baper. Itu baik untuk diri kita sendiri, loh."
Sosok yang lebih senang dipanggil sebagai 'Anak Lapangan' ini juga mengaku, atas pegangan hidup itulah, ia enggan jabatan yang dipimpinnya membawa banyak mudarat.
Seperti apa contohnya? Ia mewajibkan kawannya di kedinasan untuk tegas kepada pelanggar aturan. "Tegas tapi humanis. Anggap masyarakat itu teman. Pedulilah kepada orang-orang sekitar," tutur pria yang suka akan diskusi soal sejarah ini.
Semua itu bukan pepesan kosong belaka. Walau toh belakangan ada kebijakannya yang dikritik, ia muncul dengan pembelaan yang masuk akal. Istilahnya, ia pasang badan agar kebijakannya diterima.
Ia rela mengambil kebijakan yang tak populer ala militer dan penuh kontroversi, semuanya demi menghentikan tindakan-tindakan yang tak disukai masyarakat, seperti mencukur alis para pengamen.
Pengamen yang dicukur alisnya itu pernah viral sewaktu Iman menjadi Kasatpol PP Makassar. Efek dari kebijakannya, ia dianggap merendahkan martabat orang.
"Saya tidak merendahkan martabat seseorang, tetapi ini sudah berlangsung lama. Dan kami didampingi juga dengan pihak Polsek Ujung Pandang," bebernya beberapa waktu lalu.
Pada akhirnya, demi dapat dapat pencerahan dari orang-orang yang berkompeten di bidang pemerintahan, ia menantang aktivis Rocky Gerung untuk berdebat.
"Saya tidak takut. Kelak saya akan ajak Rocky berdebat. Undang dia. Saya mau tahu, sampai mana pemahamannya soal filsafat pemerintahan," tandasnya kepada ERA.