Warga Tuding Pembangunan Jembatan Sebabkan Banjir di Larangan, Tangerang

| 08 Nov 2021 20:30
Warga Tuding Pembangunan Jembatan Sebabkan Banjir di Larangan, Tangerang
Warga terdampak banjir di Kelurahan Larangan Utara tengah membersihkan sisa-sisa banjir (Muhammad Iqbal/Era.id)

ERA.id - Sejumlah wilayah di Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan tergenang air pasca hujan deras yang terjadi pada Minggu, (7/11/2021) siang. Hujan yang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 14.30 WIB ini langsung membuat puluhan rumah tergenang air hingga 1 meter.

Warga menuding banjir tersebut disebabkan oleh pembangunan jembatan yang terdapat di Jalan Profesor Dokter Hamka. Tudingan warga Perumahan Taman Asri itu pun viral di media sosial. Meski demikian, genangan air tersebut surut setelah beberapa jam.

Pantauan di lokasi sejumlah wilayah yang sebelumnya tergenang air telah surut. Warga terdampak nampak tengah bersih-bersih setelah digenang air. Seperti di RW 2 dan 3.

Salah satu warga, Tomi (40) mengatakan air sangat cepat naik beda dari pada sebelumnya. Kata dia, genangan air mencapai 1 meter.

"Itu sampai ke itu ke tikungan itu biasanya enggak nyampe ke sana. alfamart tuh masuk tinggi juga, klinik masuk," katanya, Senin, (08/11/2021).

Dia menduga genangan air disebabkan oleh pembangunan jembatan yang tak dibarengi dengan drainase. Sehingga, air hujan tergenang di sejumlah wilayah.

"Gara-gara ini aliran airnya drainase enggak nyampe jadi sampai sana mentok, pembuangannya nggak ada , air dari belakang kalo ke belakang itu lebih parah," ujar Tomi.

Hal itu diperparah dengan aliran kali yang terdapat di lokasi tersebut belum pernah dinormalisasi. "Ini kan pendangkalan kalinya kan udah sekian tahun enggak pernah di keruk. Udah pendangkalan penyempitan lagi ke sananya ke belakang itu udah sempit," jelas Tomi.

"Iya pengaruh jembatan ini. aliran airnya jadi kesumbat, ini gada saluran aernya di tutup semua. sisanya kan udah di beton semua pinggir ini kan udah di beton ini," tambah dia.

Tomi mengatakan genangan air yang terjadi juga menyebabkan kerugian materi. Banyak barang dagangan di sejumlah toko wilayah tersebut rusak, seperti toko-toko swalayan.

"Itu fresh mart mesinnya pada rusak kerendem air. Ini kalo saya cuma perabotan aja," ujar Tomi yang juga pedangan peralatan rumah tangga.

"Enggak ada saluran air. saluran air cuman ngandelin got aja. got sama kalinya kan tinggian kalinya daripada gotnya. kalau ujan ya aernya balik lagi. jadi antara kali sama got rentan gotnya. kalinya terisi lari ke got lagi," tambah Tomi.

Diketahui, jembatan yang dibangun tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp1,1 miliar Dengan waktu pembangunan selama 100 hari.

Camat Larangan, Marwan mengatakan wilayah tersebut memang telah menjadi langganan banjir. Bahkan sebelum adanya pembangunan jembatan.

"Sebelum ada (pembangunan) jembatan (perumahan) taman asri kalau ujan lebat pasti banjir, tapi setelah hujan dua jam surut lagi," katanya.

Namun, terkait dengan tudingan warga kalau pembangunan jembatan menyebabkan banjir, Marwan enggan berkomentar. Menurut dia, hal itu merupakan wewenang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.

"Kalo imbas karena jembatan ya itu PUPR. Saya takut salah," tuturnya.

Sejumlah wilayah di Kecamatan Larangan kata Marwan menjadi langganan banjir. Seperti di Perumahan Taman Asri, Kreo Selatan, Larangan Utara, Perumahan Taman Cipulir dan Cipadu.

"Setiap hujan, emang sudah dari dulu. Tapi enggak lama abis itu surut lagi. Tadi malem , di Kreo selatan posisi air cukup tinggi satu meter," jelasnya.

Rekomendasi