Ganjar Bawa Tanah dan Air dari Tempat Keramat di Dua Gunung Jawa Tengah

| 14 Mar 2022 21:30
Ganjar Bawa Tanah dan Air dari Tempat Keramat di Dua Gunung Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Presiden Joko Widodo di acara Ritual Kendi Nusantara (Dok Pemprov Jawa Tengah)

ERA.id - Presiden Joko Widodo mengumpulkan 34 gubernur di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Senin (14/3). Para gubernur juga diminta membawa tanah dan air dari tiap daerah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengambil tanah dan air dari dua lokasi keramat.

Sebelumnya Ganjar sempat merahasiakan lokasi tempat pengambilan tersebut. Namun ia sempat menyebut lokasinya diyakini sebagai pusatnya bumi Jawa.

"Jawa Tengah itu ada beberapa lokasi yang dikenal sebagai puser bumi. Jadi pusatnya bumi itu ada di Jawa Tengah, lokasi yang jadi pusat kebudayaan," kata Ganjar.

Keterangan dari pihak Humas Pemda Jateng merinci bahwa tanah tersebut berasal dari Gunung Tidar.

Inilah tanah dari gunung yang diyakini sebagai titik pusat Tanah Jawa. Di puncak gunung ini, dipercaya ada sebuah “paku” yang berisi Rajah Kalacakra ditancapkan untuk menjaga keseimbangan.

Meski letaknya berada di tengah kota yakni Kota Magelang Jawa Tengah, tidak sedikit pun mengurangi kekeramatan tanah Tidar.

Selain karena tertanam Rajah Kalacakra, di bukit itu juga terdapat makam seorang waliyullah Syech Subakir dan tombak beliau.

Syech Subakir adalah orang yang menanam Rajah Kalacakra di puncak Tidar yang hidup sebelum masanya walisongo.

Bahkan ada yang menyebut, Syech Subakir lah yang melakukan babat alas untuk perjalanan walisongo untuk perbaikan kualitas kehidupan., termasuk dengan menanam Rajah Kalacakra.

Rajah itu ditanam untuk mengusir segala bala dan marabahaya, dari ulah manusia maupun jin. Sampai sekarang paku yang berisi rajah itu bisa kita temui di puncak Tidar.

Diyakini sebagian besar orang Jawa sebelum kehadiran Syech Subakir dan paku Rajah Kalacakra, siapapun yang masuk ke Gunung Tidar bakal mati atau modar-- yang dari kata inilah nama Tidar diambil.

selain karena banyaknya hewan buas, keberadaan jin di gunung tersebut sangat gunung itu dinamai Tidar, mati atau modar.

Saat ini siapapun yang punya hajat besar, akan ziarah ke sana, ke makam Syech Subakir sekaligus di lokasi paku Rajah Kalacakra.

Adapun air yang dibawa Ganjar berasal dari Pertapaan Bancolono terletak di Desa Gondosuli Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.

Bancolono merupakan tempat keramat yang diyakini sudah ada sejak abad 11 masehi. Letaknya di ketinggian 1.300 mdpl di lereng Gunung Lawu.

Di pertapaan itu terdapat dua sumber mata air yang disakralkan yakni Sendang Lanang (lelaki) dan Sendang Wedok (perempuan).

Masyarakat Jawa meyakini, kekeramatan sebuah gunung bergantung seberapa banyak dia mengandung mata air.

Adapun Gunung Lawu merupakan salah satu gunung dengan mata air yang terbanyak. Maka tidak heran jika banyak tokoh dari era kerajaan hingga kini melakukan samadi atau menenangkan pikir dan hati di sana.

Sebagian besar raja di Tanah Jawa diyakini memanfaatkan air di sendang itu sebagai alat sesuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan.

Bahkan Presiden RI kedua sampai Presiden RI Keenam disebut memilih pertapaan Bancolono untuk laku spiritualnya.

Pada hari-hari tertentu, pertapaan Bancolono ini sangat banyak pengunjungnya.

Namun banyaknya orang yang berdatangan, sama sekali tidak mengundang keriuhan.

Keberadaan Bancolono pun sampai sekarang masih sangat terjaga karena jadi salah satu sumber mata air inti di Gunung Lawu.

Bahkan dalam sebuah riwayat diceritakan, raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono. Hal tersebut juga diperkuat dengan keberadaan tiga candi yang dibangun di mas-masa akhir kejayaan kerajaan itu yakni Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek.

Candi-candi tersebut dibangun untuk meruwat negara. Keberadaan tiga candi tersebut melengkapi keberadaan pertapaan sebagai proses pemurnian jiwa dan pikiran.

Rekomendasi