Cerita Rio Dewanto dan Lutesha Syuting Pelangi di Mars, Pakai Kostum Astronot hingga Ciput

| 18 Jul 2025 09:25
Cerita Rio Dewanto dan Lutesha Syuting Pelangi di Mars, Pakai Kostum Astronot hingga Ciput
Rio Dewanto dan Lutesha (Era.id/Nurul Tryani)

ERA.id - Aktor Rio Dewanto dan Lutesha mengembangkan kemampuan aktingnya lewat film berteknologi XR atau Extended Reality dan Unreal Engine, Pelangi di Mars. Lewat film ini, Rio dan Lutesha mendapat pengalaman baru yang tidak pernah terlupakan.

Dalam film Pelangi di Mars, Rio Dewanto dan Lutesha akan beradu akting dengan animasi robot yang terinspirasi dari beberapa negara seperti Yoman (Eropa), Kimchi (Korea), Batik (Indonesia), Sulil dan Petya (Jerman). Pengalaman ini pun menjadi tantangan baru bagi mereka yang harus merespons adegan dengan imajinasi.

"Biasanya syuting ada di tempatnya langsung, ada orangnya, ini yang butuh fokus dan daya imajinasi tinggi, karena layarnya di belakang depan kita hitam mau nggak mau harus merespons dengan imajinasi kami," kata Lutesha saat ditemui di Doss Guava XR Studio, Kamis (17/7/2025).

Senada dengan Lutesha, Rio Dewanto juga mendapat pengalaman baru syuting dengan teknologi XR. Baginya, syuting ini lebih mudah dibandingnkan dengan menggunakan green screen.

"Dengan menggunakan XR ini sangat membantu ketika kita sedang ada disini. Dibandingkan semua green (screen) bingung ada di mana. Ya menyenangkan pengalamannya," tutur Rio.

Film Pelangi di Mars mengambil latar kehidupan di planet mars tahun 2090. Latar ini pun membuat Rio yang memerankan karakter Banyu harus mengalami sensasi syuting dengan konstum astronot.

Rio pun harus menggunakan ciput agar keringatnya tidak mengganggu proses syuting. Namun demikian, ia merasa terbantu dengan adanya kipas di bagian helm.

"Untungnya dipakein ciput, jadi keringetnya nggak kemana-mana. Tapi yang lain jadi pada ketawa 'Rio pake ciput'. Tapi ada kipasnya (helm) jadi ya kadang bisa napas tapi kalau dengar orang lain agak susah karena ada kipas," jelas Rio.

Film Pelangi di Mars, film ke-7 (tujuh) dari Mahakarya Pictures, sebuah film fiksi ilmiah keluarga mulai memperkenalkan karakter- karakter yang akan mencuri hati penonton. 

Film Pelangi di Mars berlatar tahun 2090, dimana persediaan air di Bumi sudah sangat terbatas, satu-satunya persediaan air bersih dimonopoli oleh perusahaan bernama Nerotex. 

Pelangi, diperankan oleh Messi Gusti, seorang gadis 12 tahun yang menjadi manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars. Pelangi hidup seorang diri di planet Mars yang sepi setelah ditinggal oleh ibunya, Pratiwi, yang diperankan oleh Lutesha.

Pada saat itu koloni manusia sudah  meninggalkan planet tersebut. Namun, kesendiriannya segera berubah menjadi perjalanan luar biasa ketika ia bertemu dengan sekelompok “robot rusak” yang sudah lama ditinggalkan. 

Bersama mereka, Pelangi mengejar harapan terakhir umat manusia: sebuah mineral ajaib bernama Zeolith Omega yang diyakini mampu memurnikan air di Bumi

Rekomendasi