ERA.id - Rangkaian pekan mode terbesar se-Asia Tenggara, Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 tetap digelar pada Jumat (7/8/2020). Revival Fashion Festival 2020 dilaksanakan di Senayan City, Jakarta mulai 7-9 Agustus 2020.
Namun adanya pandemi COVID-19 membuat JFW 2021 tahun ini harus digelar secara virtual. Director of JFW, Leni Teja merasakan perbedaan JWF antara tahun lalu dan sekarang ini.
"Agak berbeda. Jadi yang mau disenangkan bukan audiens yang hadir. Melainkan di rumah. Jadi ini challenge yang berbeda dan kami tetap semangat," ungkap Leni dalam konferensi pers Jumat (7/8/2020).
Meski begitu, JFW tetap menghadirkan 25 label dengan menampilkan 250 koleksi desainer dan beberapa karya lainnya. Saat Revival Fashion Festival 2020 Press Conference, desainer dari Eureka dan STUDIO 1319 mengangkat tema yang berbeda di tahun ini.
Walau hanya diberikan waktu pengerjaan 2 minggu, rupanya tak membuat kedua desainer ini kehabisan akal untuk membuat karya yang unik.
Desainer Studio 1319, Bima Wijaksana yang merupakan juara pertama Perancang Mode Menswear 2019 akan mengusung tema Sombar di JFW 2021.
Revival Fashion Festival 2020 (Foto: YouTube/Jakarta Fashion Week)
"Sombar menceritakan keadaan sekarang yang sedang gugur, terutama tim kesehatan. Kami bersimpati dengan warna hitam dan kating yang mudah dipakai sehari-hari. Baju yang sangat mudah dipakai, dan ringan," ujar Bima Wijaksana.
Desainer Eureka, Frederika Cynthia yang merupakan juara pertama Perancang Mode 2019 akan mengusung tema dari rintik.
"Sebenarnya rintik itu dari hujan rintik yang menggambarkan situasi pandemi saat ini. Biasanya kita sering konsumsi berita COVID-19 yang membuat stres sebetulnya. Koleksi dari rintik mengingatkan kita painful dalam informasi berita-berita sekarang," jelas Frederika.
"Alangkah lebih baik kita positif itu hal-hal penting yang harus diingat yaitu bersyukur," lanjutnya.
VP of Marketing Lazada Indonesia, Sawitri Hertoto memberikan semangat untuk para desainer untuk tidak patah semangat dalam menghasilkan karya yang terbaik di masa-masa pandemi saat ini.
"Saat ini industri fesyen agak 'mati suri' dan ini menjadi kebangkitan kita. Kembali lagi ke ekosistem Lazada akan terus mengembangkan fesyen. Para desainer terus berkarya, tapi desainer tak akan berkesinambungan jika tak ada konsumen yang memakai karyanya," kata Sawitri.