Kenali Beberapa Gejala HIV pada Pria dan Wanita yang Khas, kemudian Lakukan Pemeriksaan

| 26 Aug 2022 15:25
Kenali Beberapa Gejala HIV pada Pria dan Wanita yang Khas, kemudian Lakukan Pemeriksaan
Ilustrasi gejala HIV pada pria dan wanita (pixabay)

ERA.id - HIV adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Penyakit ini bisa meningkatkan risiko AIDS (acquired immune deficiency syndrome) dan beberapa penyakit lain. Selain melakukan pencegahan, pengetahuan soal gejala HIV pada pria dan wanita juga perlu dimiliki sebab HIV bisa terjadi pada siapa pun.

Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus), yaitu virus yang bisa merusak sistem kekebalan tubuh dengan menyebabkan infeksi serta menghancurkan sel CD4. Sistem kekebalan tubuh semakin rendah saat semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan. Hal inilah yang membuat pengidap HIV menjadi sangat rentan terhadap penyakit.

Jika HIV tidak ditangani dengan baik, risiko AIDS akan meningkat. Ini menjadi salah satu tahap akhir dari infeksi HIV, yaitu penyakit yang menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan infeksi. Pencegahan HIV dan perawatan yang tepat adalah hal yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko ini. Hal tersebut berkaitan pula dengan gejala yang perlu dipahami. Dikutip dari beberapa sumber, berikut adalah gejala HIV pada pria dan wanita, yang dirangkum ERA.

Mengenali Gejala HIV pada Pria dan Wanita yang Khas

Gejala setiap pengidap bisa berbeda-beda. Ada pula beberapa pengidap HIV yang bahkan tidak menunjukkan gejala saat kondisi awal. Biasanya, gejala yang khas, baik pada pria maupun wanita, disertai gejala lain yang bersifat umum.

Ilustrasi luka pada penis (pixabay)

Dikutip Era dari Healthline, hampir 80 persen pengidap HIV mengalami gejala awal yang serupa dengan gejala penyakit akibat paparan virus influenza selama 2—4 minggu.

Gejala pada awal kondisi ini menyebabkan demam ringan, ruam pada kulit, sakit kepala, sakit tenggorokan, kelelahan, penurunan berat badan, mual, muntah, berkeringat saat malam hari, nyeri sendi, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening. Itu adalah beberapa gejala umum awal yang bisa dialami oleh pria dan wanita.

Secara lebih khusus, ada sejumlah gejala khas yang ditemukan pada pria pengidap penyakit HIV. Berikut adalah penjelannya.

1. Keinginan seks turun

Kondisi ini bisa terjadi karena testis tidak menghasilkan hormon testosteron yang cukup.

2. Luka pada bagian penis

Jika Anda menemukan luka pada penis, sebaiknya hal tersebut tidak diabaikan. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda HIV pada pria. Selain penis, luka pada anus juga bisa menjadi tanda HIV pada pria. Cobalah untuk memeriksakan diri.

3. Nyeri saat buang air kecil

Infeksi virus HIV bisa menyebabkan pria mengalami nyeri saat buang air kecil atau kencing. Jika hal ini mengganggu aktivitas sehari-hari, cobalah periksaakan diri ke rumah sakit.

Gejala HIV yang Khas pada Wanita

Gejala HIV yang dialami masing-masing wanita juga tidak selalu sama, tergantung pada kondisi tubuh dan tahapan infeksinya. Biasanya, gejala atau tanda HIV tahap awal muncul setelah 2–6 minggu terinfeksi.

Ilustrasi infeksi vagina berulang (freepik)

Pada tahap tersebut, wanita yang terinfeksi HIV mungkin belum sadar bahwa dirinya terinfeksi virus HIV sebab gejala awal serupa dengan gejala penyakit flu.

Tahap awal dikenal juga dengan istilah window period. Hasil tes HIV pada wanita yang masih dalam window period kemungkinan besar negatif, padahal mungkin virus HIV sebenarnya telah ada di dalam darah dan bisa menular.

Biasanya, gejala HIV pada wanita akan muncul saat infeksi HIV memasuki tahap lanjut. Sejak masuknya virus hingga menyebabkan gejala bisa memakan waktu sampai 10 tahun. Nah, berikut adalah gejala HIV pada wanita.

1. Infeksi vagina berulang

Infeksi pada bagian vagina sebagai gejala HIV umumnya disebabkan oleh kandidiasis vagina. Kondisi ini sebenarnya bisa dialami oleh semua wanita, tetapi infeksi vagina pada wanita pengidap HIV biasanya akan lebih sering kambuh dan sulit diobati. Ini menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh mulai melemah.

Infeksi vagina bisa menimbulkan beberapa gejala, yaitu sebagai berikut.

·         Keputihan dengan tekstur tebal berwarna putih

·         Gatal dan muncul ruam pada vagina

·         Sensasi perih pada area vagina

·         Nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks

2. Nyeri pada panggul atau perut bagian bawah

Gejala selanjutnya adalah nyeri pada bagian bawah perut atau panggul (radang panggul). Hal ini disebabkan oleh infeksi pada rahim, indung telur, atau tuba fallopi.

Seperti infeksi jamur vagina, keluhan radang panggul yang dialami oleh penderita HIV wanita biasanya lebih sering kambuh dan lebih sulit disembuhkan. Selain nyeri pada perut bagian bawah, gejala radang panggul lain adalah keputihan berbau tidak sedap, gangguan menstruasi, demam, dan nyeri saat berhubungan seks atau kencing.

3. Gangguan menstruasi

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gangguan menstruasi kerap dialami oleh wanita yang terinfeksi HIV, terutama saat infeksi HIV sudah memasuki tahap lanjut.

Gangguan menstruasi yang terjadi bisa berupa siklus haid tidak teratur, darah haid jadi lebih banyak atau lebih sedikit, dan munculnya keluhan PMS yang lebih berat dari biasanya. Meski demikian, gangguan menstruasi baru patut dicurigai jika kemunculannya disertai beberapa gejala HIV yang lain.

4. Kerap sakit atau terkena infeksi

Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga penderitanya bisa sering sakit atau rentan terkena infeksi. Saat terserang infeksi, penderita HIV bisa mengalami beberapa gejala berikut ini.

·         Demam

·         Batuk yang sulit sembuh atau sering kambuh

·         Sakit tenggorokan

·         Kelelahan

·         Berkeringat di malam hari

·         Diare kronis

·         Sesak napas

·         Nyeri otot

·         Sariawan di vagina, lidah, atau mulut

·         Pembengkakan kelenjar getah bening

·         Ruam

·         Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

·         Infeksi jamur kandidiasis di dalam mulut

Itulah beberapa gejala HIV pada pria dan wanita. Sikap bijak terhadap gejala-gejala tersebut dibutuhkan agar tidak menyebabkan hal yang lebih buruk. Selain itu, melakukan pencegahan adalah hal yang paling penting. 

Rekomendasi