ERA.id - Tato adalah gambar atau tulisan yang ditorehkan di permukaan kulit dengan jarum bertinta. Sebagain orang menganggap tato sebagai cara mengekspresikan diri atau bentuk seni. Pembuatan tato dilakukan oleh ahlinya agar kemungkinan buruk bisa dicegah.
Namun, tato tetap punya risiko timbulkan infeksi. Infeksi kulit karena tato bisa menyebabkan kerusakan kulit permanen, bahkan penyakit lebih serius. Oleh sebab itu, Anda perlu tahu lebih jauh soal tato, infeksi akibat tato, dan langkah yang dibutuhkan.
Gejala Infeksi Kulit karena Tato
Memasukkan jarum bertunta ke dalam lapisan kulit berarti memasukkan benda asing ke dalam tubuh. Jika Anda mendapatkan tukang atau toko tato yang tidak menjaga kebersihan dengan benar (dan teknik yang tepat), kulit Anda bisa mengalami infeksi, bahkan gangguan kesehatan lainnya.
Gejala umum infeksi tato adalah ruam atau kulit yang memerah bergelombang di sekitar area tato. Infeksi perlu ditangani berdasarkan penyebabnya, tapi biasanya hal ini bisa diobati dengan antibiotik yang telah diresepkan.
Beberapa kasus infeksi terjadi akibat kulit mungkin teriritasi oleh jarum suntik, terutama jika kulit Anda sensitif. Jika itu adalah penyebabnya, gejala infeksi tato akan reda setelah beberapa hari.
Namun, Anda perlu segera menemui seniman tato atau dokter jika gejala tersebut berlanjut selama seminggu atau lebih. Kemudian, jika ada beberapa gejala berikut ini (salah satu atau lebih), segera temui dokter.
- Demam
- Gelombang panas dan dingin
- Menggigil dengan tidak normal
- Pembengkakan pada area yang ditato
- Nanah keluar dari area yang ditato
- Muncul lesi merah di sekitar area yang ditato
- Garis merah dari area yang ditato
- Area jaringan keras dan menonjol
Cara Menangani Infeksi Kulit karena Tato
Dikutip dari healthline, biasanya benjolan dan ruam kecil pada kulit bisa diatasi sendiri di rumah menggunakan pembersihan yang benar, penggunaan salep antibakteri, dan istirahat. Namun, jika Anda mengalami infeksi, pengobatannya bergantung penyebabnya.
Dokter mungkin akan mengambil sampel dari area yang infeksi atau menusuk kantong nanah (jika ada) untuk melihat bakteri (atau virus) pemicu infeksi. Kemungkinan dokter akan meresepkan antibiotik untuk membantu penghentian infeksi. Jika infeksinya tergolong parah, pengobatan antibiotik bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Jika infeksi kulit terjadi akibat bakteri MRSA, antibiotik mungkin tidak berpengaruh banyak. Jika MRSA menyebabkan abses, dokter mungkin tidak memberikan antibiotik, tetapi mengeringkannya.
Sementara, dalam kasus infeksi yang jarang terjadi, pembedahan bisa jadi salah satu pilihan penanganan. Pembedahan mungkin dibutuhkan jika jaringan Anda mati akibat infeksi (nekrosis).
Dalam kasus lain, jika terdapat benjolan yang menetap, nyeri, dan kadang terasa gatal pada tato Anda, mungkin itu adalah tanda infeksi mikobakteri yang tidak umum. Kondisi ini mungkin butuh penanganan dengan antibiotik dalam waktu yang lama.
Itulah berbagai hal yang perlu Anda tahu soal infeksi kulit karena tato dan cara penanganannya. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.