ERA.id - Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit mematikan yang mungkin tidak disadari sebelumnya. Dokter Ignatius Yansen, konsultan intervensi dan aritmia jantung dari Eka Hospital BSD, menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner bisa menunjukkan gejala yang sangat minim atau bahkan tak terlihat.
Beberapa penanganan bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung koroner akut, misalnya pemberian obat-obatan dan pemasangan ring jantung atau stent. Lalu, berapa banyak ring jantung yang bisa dipasang di tubuh seseorang?
Berapa Banyak Ring Jantung yang Bisa Dipasang di Tubuh?
Dilansir Medcom, Ignatius Yansen menjelaskan bahwa tidak ada batasan pasti terkait jumlah maksimal ring yang dipasang di jantung. Akan tetapi, umumnya dokter bisa memasang dua atau tiga ring jantung dalam sekali operasi.
Dokter bisa saja kembali melakukan pemasangan ring jantung jika terjadi penyumbatan lagi pada suatu saat nanti. Jumlah maksimal ring jantung yang bisa ditampung oleh tubuh tergantung kondisi si pasien.
Ada beberapa hal yang memengaruhi jumlah ring jantung yang dipasang, seperti usia, anatomi tubuh, dan faktor kesehatan atau penyakit tertentu. Faktor risiko dan penyakit tertentu kadang membuat operasi bedah pintas jantung (CABG) tidak mungkin dilakukan.
Akibatnya, dipilihnya prosedur pemasangan ring jantung meski membutuhkan ring dalam jumlah yang lebih banyak. Sementara, anatomi tubuh kadang tidak memungkinkan pemasangan ring sehingga harus dilakukan CABG.
Proses Pemasangan Ring Jantung
Dikutip dari situs resmi RSUD dr. Iskak Tulungagung, pemasangan ring jantung diawali dengan kateterisasi. Setelah itu, ring jantung dimasukkan ke tubuh melalui pergelangan tangan atau pangkal paha.
“Biasanya kami lakukan pembiusan di lengan bagian kanan. Kemudian setelah itu kami lakukan penusukan pembuluh darah arteri dengan mengunakan suatu alat yang disebut sebagai seldinger,” jelas dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUD dr. Iskak Tulungagung, dokter Arif Wibisono.
Seldinger digunakan untuk mencari pembuluh darah arteri yang dipasangkan pada lengan. Jika pembuluh darah telah ditemukan, prosedur dilanjutkan dengan pemasangan wayer, alat semacam kawat.
“Alat wayer berfungsi untuk membuat jalan kami tetap di dalam pembuluh darah nadi. Nanti kami melihat ini akan masuk dalam pembuluh darah nadi. Setelah masuk ke dalam kemudian dimasukkan lagi alat berikutnya,” lanjut Arif.
Setelah alat masuk ke pembuluh darah, dipasanglah alat wayer atau kawat untuk meletakkan alat-alat yang akan di pasang di dalam jantung pasien. Jika sudah, dilakukan keterisasi pada jantung.
Para dokter akan melihat pembuluh darah jantung secara tiga dimensi mengunakan kateterisasi khusus. Kemudian, dilakukan pemasangan balon atau ring jantung.
“Itulah sekilas prosedur pemasangan stent pada penderita jantung koroner,” kata dokter Arif.
Dia mengatakan, ring jantung (stent) dibuat dari bahan antikarat, yaitu metal berlapis kromium atau stainless steel. Dengan demikian, ring jantung yang sudah dipasang tidak akan berkarat. Alat yang telah terpasang disebut bisa bertahan seumur hidup.
“Secara teoritis, stent mampu bertahan seumur hidup. Sebab telah dikembangkan untuk membuat pembuluh darah jantung terbuka lebar maka akan menyatu dengan jaringan tubuh, dan tidak menutup,” jelasnya.
Namun, beberapa kondisi berisiko membuat jaringan pembuluh darah kembali tersumbat, misalnya karena berhenti minum obat sebelum waktunya atau kondisi lain.
“Biasanya hal fatal terhadap pada pada pasien yang mempunyai penyakit diabetes atau pasien tidak rutin mengkonsumsi obat, belum setahun sudah berhenti karena merasa tidak ada keluhan. Meskipun demikian, kita sering menemukan stent ini kondisinya masih bagus,” tandas Arif.
Itulah penjelasan terkait berapa banyak ring jantung yang bisa dipasang dan proses pemasangannya. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus Era.id.