ERA.id - Campak dan alergi merupakan dua kondisi yang sama-sama dapat menimbulkan ruam dan gejala tidak nyaman di tubuh Anda atau anak-anak. Tampak serupa, lantas apa saja perbedaan campak dan alergi?
Campak dan alergi memiliki perbedaan mendasar dalam hal penyebab, penularan, dan gejalanya. Memahami perbedaan keduanya sangatlah penting untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat bagi buah hati.
Apa Perbedaan Campak dan Alergi?
Dilansir dari Very Well health, campak juga dikenal sebagai rubella dan didiagnosis berdasarkan gejala, seperti demam, bintik-bintik di mulut, dan ruam. Diagnosis juga ditegakkan berdasarkan tes darah.
Perlu diketahui, hampir 246 orang di seluruh dunia (biasanya anak-anak) meninggal setiap hari karena penyakit campak. Kematian paling sering terjadi di negara berkembang dengan sistem perawatan kesehatan yang buruk.
Meskipun banyak penyakit anak disertai dengan ruam, ruam campak cukup mudah dibedakan dari ruam lainnya.
Dua hingga empat hari setelah gejala lainnya dimulai, ruam campak mulai muncul di tangan dan wajah Anda. Ruam tidak akan muncul di bagian badan Anda, seperti kebanyakan ruam virus dan alergi lainnya.
Ruam kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh dan kaki Anda selama beberapa hari ke depan. Perbedaan lainnya adalah demam campak biasanya akan menetap dan bahkan mungkin menjadi lebih tinggi selama ruam berlangsung.
Hubungan Campak dan Alergi
Selain demam dan ruam khas, campak juga dikaitkan dengan risiko alergi di kemudian hari.
Ketika tubuh diserang virus atau bakteri, sistem kekebalan akan memproduksi antibodi untuk melawannya. Pada beberapa orang, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang umumnya tidak berbahaya.
Dengan demikian campak dan alergi sebenarnya saling terkait. Adapun contoh alergi yang disebabkan karena penyakit campak sebelumnya seperti alergi terhadap serbuk sari, tungau debu, atau makanan tertentu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus dan bakteri pada masa kanak-kanak (termasuk campak) dapat memicu efek perlindungan terhadap penyakit alergi.
Salah satu penelitian menemukan bahwa anak-anak dengan riwayat campak memiliki risiko alergi yang lebih rendah dibandingkan anak-anak tanpa riwayat campak. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dengan riwayat campak memiliki sensitivitas yang lebih rendah terhadap alergen tertentu.
Para ilmuwan masih terus meneliti mekanisme dibalik hubungan campak dan alergi. Salah satu teori yang paling memungkinkan adalah infeksi campak dapat membantu melatih sistem kekebalan tubuh untuk merespon alergen dengan lebih tepat. Hal ini berbeda dengan reaksi berlebihan yang terjadi pada alergi.
Pentingnya Vaksinasi Campak
Meskipun penelitian menunjukkan adanya hubungan antara campak dan alergi, namun penting untuk diingat bahwa vaksin campak adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit ini.
Selain itu, vaksin campak juga aman dan efektif dalam melindungi anak-anak dari campak dan komplikasi seriusnya.
Penelitian memang menunjukkan bahwa campak pada masa kanak-kanak memiliki efek perlindungan terhadap penyakit alergi. Namun, mekanismenya masih belum dipahami sepenuhnya.
Dengan demikian, vaksinasi campak tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah penyakit ini dan melindungi anak-anak dari komplikasi seriusnya.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala campak, terutama demam tinggi dengan ruam campak dan bintik-bintik merah cerah dengan pusat putih di mulut Anda, mungkin saat itu menderita campak.
Kemudian, jika Anda atau anak Anda tidak divaksinasi dan pernah terpapar seseorang dengan campak atau bepergian ke luar negeri, dan mengalami gejala yang sama, maka sangat dimungkinkan akan mudah tertular campak.
Selain perbedaan campak dan alergi, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…