ERA.id - Harga minyak mentah yang menembus nilai US$ 100/barel pada tahun ini menyebabkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada berbagai negara. Namun fakta menariknya, ada beberapa negara yang memiliki harga jual BBM yang terbilang sangat murah.
Dilansir dari catatan GlobalPetrolPrices.com, ada tiga negara yang masih menjual bensin dengan harga di bawah Rp 1.000/liter. Negara mana saja? Ketiga negara tersebut antara lain Libya, Iran, dan Venezuela.
Hingga 29 Agustus 2022 yang lalu, harga bensin di Venezuela masih dipatok pada harga US$ 0,022/liter. Dengan demikian, dengan asumsi kurs rupiah Rp 15.000/US$ masih pada harga 1 liter bensin di Venezuela senilai dengan Rp 330/liter.
Ada beberapa hal yang menyebabkan harga bensin atau BBM di Venezuela masih sangat murah.
Venezuela sebagai negara dengan produksi minyak terbesar ke-12 di dunia
Mengacu pada data worldometers.com, Venezuela merupakan negara yang memiliki produksi minyak terbesar ke-12 di dunia. Tercatat, rata-rata produksi minyak Venezuela mencapai 2,36 juta barel per hari (bph). Satu peringkat di bawah Mexico dengan produksi yang mencapai 2,48 juta bph.
Alasan selanjutnya, jika dibandingkan dengan produksinya, konsumsi minyak di Venezuela cenderung minim. Berbagai sumber menuliskan, konsumsi minyak per harinya di Venezuela mencapai 289 ribu barel. Dengan demikian, tingkat konsumsinya hanya 12% dari produksi.
Alasan lainnya yang tak kalah penting yaitu pemerintah Venezuela menganggarkan subsidi untuk harga minyaknya agar dapat dinikmati oleh masyarakat.
Sampai saat ini, Venezuela ditetapkan sebagai negara dengan harga BBM termurah. Selain Venezuela, ada juga negara Libya dan Iran yang menjual BBM dengan harga sangat murah.
Harga BBM di Libya Rp450/liter
Di Libya harga BBM hanya senilai US$ 0,03/liter atau setara dengan Rp450/liter. Alasan yang serupa dengan Venezuela juga berlaku untuk Libya.
Libya sendiri adalah negara yang memiliki sumber daya alam minyak yang melimpah. Menurut statistik Energy Information Administration (EIA) AS, cadangan minyak Libya mencapai 3% cadangan minyak global dan 39% dari cadangan minyak Benua Afrika.
Dengan produksi minyak hampir 500 ribu bph, tingkat konsumsinya hanya sekitar 200 ribu bph. Artinya neraca minyak Libya masih surplus. Selanjutnya, dari sisi anggaran pemerintahnya, Libya juga menganggarkan dana untuk subsidi BBM dan listrik dengan porsi yang terbesar.
Negara terakhir yaitu Iran dengan harga minyaknya yang menetapkan harga US$ 0,053/liter atau senilai dengan Rp 795/liter. Dari latar belakang negaranya saja, tentu hal ini bukanlah suatu hal yang mengherankan. Meskipun negara Iran dikenal sebagai negara konflik, tetapi sebagai negara di Timur Tengah, Iran merupakan salah satu negara yang juga memiliki keberlimpahan minyak.
Menurut data worldometers.com, produksi minyak Iran mencapai 4,38 juta bph dan ada pada peringkat ke-7 di dunia dan satu peringkat di bawah Iraq.
Iran juga termasuk negara yang mencatatkan surplus neraca minyaknya karena konsumsi di negara tersebut berkisar pada 1,7-1,8 juta bph. Di sisi lain, Iran juga termasuk ringan dalam memberikan subsidi agar harga BBM-nya tetap terjangkau.
Dari penjelasan di atas, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, jika ingin mencapai harga BBM yang sangat murah, setidaknya ada tiga kondisi yang harus dipenuhi pemerintah. Pertama, negara tersebut memiliki kekayaan minyak yang berlimpah, kedua, neraca minyak surplus, dan ketiga pemerintahnya berani menganggarkan subsidi yang besar.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…