ERA.id - Kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan tarif resiprokal hingga deportasi imigran menuai gelombang unjuk rasa di puluhan kota di AS dan Eropa.
Dilansir dari Antara, Senin (7/4/2025), sekitar 600.000 orang berpartisipasi dalam lebih dari 1.400 aksi unjuk rasa yang berlangsung di seluruh 50 negara bagian di AS dengan mengusung tema Hands Off, menurut penyelenggara aksi.
Diselenggarakan oleh koalisi lebih dari 150 kelompok, termasuk organisasi hak-hak sipil, serikat pekerja, dan asosiasi veteran, para demonstran berkumpul di gedung pusat pemerintahan negara bagian, gedung-gedung federal, kantor-kantor kongres, kantor pusat Administrasi Jaminan Sosial, balai kota serta taman-taman umum.
"Aksi damai ini didukung masyarakat umum, (termasuk) perawat, guru, pelajar, dan orang tua, yang bersama-sama bangkit untuk melindungi hal-hal yang sangat penting. Kami bersatu, kami tak kenal lelah, dan kami baru saja memulai," ujar Direktur Eksekutif Kelompok Aktivis MoveOn Rahna Epting.
"Kami di sini berjuang untuk jiwa Amerika," kata Angela C., seorang pengunjuk rasa di Los Angeles kepada Xinhua.
Ia melanjutkan "Apakah kita masih dapat menjadi cahaya penuntun bagi kemajuan, kasih sayang, dan keadilan di dunia seperti yang diimpikan oleh para Bapak Bangsa? Atau mengikuti Trump untuk menjadi perundung menyedihkan yang mengacungkan tongkat besar sebagai ancaman untuk mengeksploitasi semua negara lain di dunia?"
Beberapa pejabat terpilih juga turut serta dalam kampanye tersebut. Wali Kota Boston Michelle Wu mengatakan dia tidak ingin anak-anaknya dan orang lain hidup di dunia di mana ancaman dan intimidasi menjadi alat pemerintah serta nilai-nilai seperti keberagaman dan perdamaian dirongrong.
Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan "Presiden Trump tidak akan goyah untuk memenuhi janji-janji yang telah disampaikannya untuk membuat pemerintah federal kita lebih efisien dan lebih bertanggung jawab kepada para pembayar pajak Amerika yang telah bekerja keras di seluruh negeri, yang secara luar biasa membuatnya terpilih kembali," lansir USA Today.
Aksi unjuk rasa juga digelar di berbagai kota di Eropa seperti Berlin, Frankfurt, Paris, London, dan Lisbon. Di Berlin, ratusan orang berkumpul di luar showroom Tesla untuk memprotes pemilik Tesla, Elon Musk, yang juga merupakan sekutu dekat Trump.
Di London, para demonstran menggelar aksi unjuk rasa di Trafalgar Square, sambil membawa spanduk bertuliskan Proud American Ashamed dan meneriakkan slogan Hands off Canada dan Hands off Greenland.
Unjuk rasa di Eropa terjadi hanya beberapa hari setelah Trump memberlakukan "tarif timbal balik" sebesar 20 persen untuk impor Uni Eropa (UE) dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menghadiri pertemuan menteri luar negeri NATO pertamanya di Brussel sebelumnya pada pekan lalu, yang dipandang luas sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan antara kedua sisi Atlantik tersebut menjelang pertemuan para pemimpin NATO pada Juni mendatang.