ERA.id - Rekam jejak Kamala Harris dipenuhi rekor: ia menjadi wanita kulit hitam Amerika dengan identitas ras Asia Selatan pertama yang dipilih sebagai anggota Senat AS. Ia juga akan mencatatkan sejarah sebagai wakil presiden kulit hitam AS yang pertama jika kelak ia dan Biden berhasil mengalahkan Donald Trump di hari pemilihan presiden, 3 November.
Diumumkannya nama Kamala Harris sebagai tandem Joe Biden di pilpres Amerika 2020 menuai sanjungan dan dukungan dari banyak pihak. Harris sendiri merupakan penantang Biden saat kampanye Partai Demokrat, tahun lalu. Ia bahkan pernah mengecam mantan wakil presiden Barack Obama tersebut dalam sebuah debat.
Kala itu, Harris menuduh Biden "rasis" karena tidak setuju menggabungkan anak-anak dengan warna kulit berbeda ke dalam satu bus sekolah. Hal ini menyinggung perasaannya karena ia merupakan anak dari imigran India dan Jamaika. Tumbuh besar di California, Harris mengalami sendiri bagaimana rasisme mempengaruhi hidup orang-orang Amerika.
Sayangnya, karir Harris yang moncer di Senat AS belum cukup untuk meloloskannya dalam kaukus Partai Demokrat. Sempat naik daun karena ikut menyidik calon Hakim Mahkamah Konstitusi Brett Kavanaugh, hasil polling untuk Harris menurun di isu-isu reformasi hukum. Banyak aktivis menuduh Harris kurang sungguh-sungguh dalam menghentikan kekerasan dari institusi kepolisian Amerika Serikat.
Complete exchange between Sen. Kamala Harris and Judge Kavanaugh on Mueller Investigation.
Kavanaugh: "I would like to know the person you're thinking of."
Sen. Harris: "I think you're thinking of someone and you don't want to tell us." pic.twitter.com/3bP7rJ6u0L
— CSPAN (@cspan) August 11, 2020
Pasca kalah dalam kaukus Partai Demokrat, Kamala Harris tetap menjalin hubungan yang baik dengan Biden. Ia juga mendukung mantal rivalnya tersebut selama bulan Maret lalu.
Joe Biden menyebut bahwa Harris adalah 'petarung yang pemberani' bagi 'rakyat kecil'. Ini barangkali bukan sekadar silat lidah Biden, karena Harris dan Beau Biden, anak sulungnya, sama-sama menjadi jaksa agung dan menjalin kerja sama yang erat hingga Beau meninggal karena kanker otak di usia 46 tahun, pada 2015 lalu.
Back when Kamala was Attorney General, she worked closely with Beau. I watched as they took on the big banks, lifted up working people, and protected women and kids from abuse. I was proud then, and I'm proud now to have her as my partner in this campaign.
— Joe Biden (@JoeBiden) August 11, 2020
Menulis di koran The Guardian, Joan E Greeve berpendapat bahwa penunjukan Harris akan memperkuat basis massa mereka di kalangan warga kulit hitam. Peristiwa tewasnya George Floyd, seorang pria Afro-Amerika di Minneapolis, membekas di memori publik Amerika dan memicu gelombang demonstrasi di seantero Amerika Serikat.
Publik Amerika Serikat, dan dunia, akan meliaht bagaimana sosok Harris yang berlatar belakang multi-etnis dan semakin menyuarakan reformasi terhadap hukum di Amerika sejak kematian George Floyd akan menghadapi pasangan Donald Trump dan Mike Pence.
Joe Biden dan Kamala Harris dijadwalkan akan muncul bersama untuk pertama kalinya di kota Wilmington, Delaware, Rabu (13/8/2020).