ERA.id - Negara-negara bagian di Amerika Serikat mulai mengaktifkan satuan militer Natinoal Guard untuk membantu menangani berbagai isu di sekitar tanggal pemilihan umum AS pada Rabu (3/11/2020).
Seperti disampaikan oleh media Military Times, Rabu, tugas-tugas yang diserahkan pada satuan militer ini mencakup pertahanan siber, menjalankan polling, dan mempersiapkan mobilisasi untuk meredam kericuhan pasca-pilpres nanti.
Selain sejumlah negara bagian yang telah meminta bantuan militer federal tersebut, pada Senin lalu terdapat permintaan baru dari 6 negara bagian. Negara bagian Massachusetts meminta dikirimnya 1.000 pasukan National Guard, sementara Arizona dan Alabama meminta masing-masing 300 pasukan. Negara bagian Florida, Oregon, dan Illionis tidak membeberkan jumlah pasukan National Guard yang merka butuhkan.
Pasukan di Massachusetts dan Oregon akan dipersiapkan untuk berjaga-jaga bila ada kericuhan, sementara pasukan di Arizona dipersiapkan untuk dimobilisasi ke kawasan barat Amerika Serikat.
Seluruh pasukan saat ini dimobilisasi oleh perintah negara bagian, dan dikontrol oleh gubernur masing-masing daerah.
Dalam konferensi pers hari Rabu, sejumlah pejabat National Guard dari negara bagian Nebraska, Tennessee, Washington, dan Wisconsin menyatakan bahwa cabang militer itu kecil kemungkinannya akan berada di bawah pemerintahan federal dan komando Presiden Donald Trump.
"Tak ada keuntungan dari menaruh pasukan National Guard di bawah perintah pemerintah federal (selama pemilihan umum)," kata Mayor Jenderal Jeff Holmes, seperti dikutip Military Times.
Pasukan National Guard sudah biasa disiagakan untuk menangani situasi keributan sipil. Namun, di tengah pandemi COVID-19, pasukan ini pun menghadapi tantangan yang unik dalam menjaga situasi selama pilpres, terutama ketika ada kekhawatiran soal campur tangan pihak asing yang ingin mengganggu jalannya pilpres lewat rangkaian serangan siber.