ERA.id - Beberapa nama dikabarkan telah muncul sebagai pilihan pertama Presiden-terpilih Joe Biden untuk beberapa posisi penting di kabinet pemerintahannya. Di antaranya adalah Michele Flournoy sebagai menteri pertahanan. Ia seorang perempuan, dulunya penasihat senior bidang keamanan di era Bill CLinton dan Barack Obama.
Flournoy disebut-sebut memiliki sikap politik yang moderat. Sejak meninggalkan posisi di pemerintahan, ia telah terlibat sebagai konsultan militer, seperti dilaporkan koran The Guardian.
Penunjukan Flournoy, jika disetujui oleh Senat Amerika Serikat, bakal mengakhiri periode yang penuh turbulensi selama masa kepemimpinan Donald Trump yang telah gonta-ganti menteri pertahanan sebanyak lima kali. Baru-baru ini, Menteri Pertahanan AS Mark Esper, dipecat tanpa upacara resmi pada hari Senin (8/11/2020) karena tak sependapat dengan sang presiden mengenai penggunaan senjata untuk mengendalikan unjuk rasa kaum sipil.
Jika ia terpilih sebagai menteri pertahanan perempuan pertama AS, Flournoy harus siap diserahi tugas distribusi vaksin COVID-19. Selain itu, dia juga perlu membangun kembali reputasi internasional Amerika Serikat, seperti pernah ia sampaikan dalam sebuah konferensi Maret lalu: "mengembalikan kepercayaan dan reputasi itu butuh kerja keras hingga bertahun-tahun."
Biden sendiri kemungkinan harus berupaya agar pilihan kabinetnya disetujui oleh Senat AS, yang ditengarai akan didominasi kaum Partai Republik. Pilihan utamanya kini adalah memilih orang-orang yang berpandangan politik moderat karena memilih anggota kabinet dari kelompok Republikan beresiko memancing amarah dari pendukungnya sendiri dari Partai Demokrat.
Selain Michele Flournoy, ada pula satu tokoh perempuan yang digadang-gadang akan dipilih sebagai sekretaris negara, yaitu Susan Rice, penasihat keamanan dan Duta Besar AS untuk PBB di era Presiden Obama. Namun, pencalonan Rice kemungkinan akan mendapat sedikit penolakan dari kaum Republik karena yang bersangkutan pernah membuat pernyataan keliru mengenai serangan di gedung konsulat AS di Libya pada tahun 2012 lalu.
Seperti dilaporkan oleh The Guardian, Joe Biden pada Sabtu (14/11/2020) mengaku semakin memantapkan daftar nama-nama anggota kabinetnya. Sang presiden-terpilih juga mengatakan bahwa kabinetnya akan langsung menghadapi tantangan berat - menjinakkan pandemi korona, mengatasi pelemahan ekonomi nasional - setibanya bertugas di Gedung Putih pada 20 Januari nanti.