Militan Al-Shabab Dituduh Ingin Ulangi Serangan 9/11 ke Amerika Serikat

| 17 Dec 2020 14:15
Militan Al-Shabab Dituduh Ingin Ulangi Serangan 9/11 ke Amerika Serikat
Ilustrasi Kantor Pengadilan Pidana New York, AS. (Foto: Ajay Suresh/Flickr)

ERA.id - Pemerintah Amerika Serikat telah menyatakan tuduhannya terhadap Cholo Abdi Abdullah, pria asal Kenya yang dianggap mencoba mengulang serangan teror 11 September di Amerika Serikat atas nama kelompok militan al-Shabab.

Abdullah, 30 tahun, ditangkap di Filipina pada tahun 2019, lalu dipindah ke AS, Selasa (15/12/2020) atas tuduhan rencana pembajakan sebuah pesawat yang kemudian bakal ditabrakkan ke suatu gedung.

Abdullah hadir dalam persidangan di New York pada hari Rabu, seperti dilaporkan media Al Jazeera.

Jaksa mengatakan bahwa pria tersebut mendapat pelatihan pilot di Filipina, dan sudah mendapatkan lisensi terbang, sebagai persiapan serangan teror tersebut.

"Kasus ini, yang mencakup rencana menggunakan pesawat terbang untuk membunuh warga tak bersalah, mengingatkan kita pada ancaman mematikan yang terus diarahkan kelompok teroris Islam kepada negara kita," sebut Asisten Jaksa Agung untuk urusan Keamanan Nasional, John Demers, dalam pernyataan yang dikutip Al Jazeera.

Pelaksana tugas Jaksa Manhattan AS, Audrey Strauss, menyebut kasus Abdullah "mengingatkan kembali pada serangan mengerikan pada 11 September 2001."

Jaksa menyebut Abdullah mulai merencanakan serangan pada tahun 2016 atas arahan komandan al-Shabab yang pernah turut merencanakan serangan mematikan di sebuah hotel di Nairobi, Kenya, tahun 2019 lalu.

"Terdakwa (Abdullah) lalu melakukan pelatihan pilot, mengetes celah keamanan di bandara, dan melakukan langkah-langkah lain untuk bisa membajak pesawat sipil dan melakukan serangan teror atas nama al-Shabab," sebut dakwaan tersebut.

Al Shabab adalah kelompok asal Somalia yang berafiliasi dengan all-Qaeda dan disebut Departemen Dalam Negeri AS sebagai organisasi terorisme.

Seorang pengacara yang menjadi kuasa hukum Abdullah tak bisa dimintai komentar, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Kasus Abdullah bukan yang pertama kali melibatkan Filipina dalam perencanaan serangan teror. Berdasarkan reportase Al Jazeera, Khalid Shaikh Mohammed, otak dari serangan 11 September, 2001, pernah memberitahu ke investigator bahwa rencana penyerangan di New York dan Washington 19 tahun lalu itu dibuat di Filipina.

Mohammed pernah tinggal di Manila pada tahun 1990an bersama keponakannya Ramzi Yousef, yang saat ini dipenjara seumur hidup atas kasus pengeboman World Trade Center pada tahun 1993.

Yousef juga menjadi tersangka utama atas pengeboman maskapai Filipina Airlines menuju Jepang.

Rekomendasi