ERA.id - Garda Nasional Amerika Serikat berjaga 24 jam di Gedung Capitol, Rabu, (13/1/2021), setelah gelombang aksi kekerasan yang dilakukan pendukung Presiden Donald Trump, pekan lalu.
Personel Garda Nasional tampak memanfaatkan waktu tidur siang di koridor Capitol dan di bawah patung Jenderal George Washington, orang yang memimpin Amerika Serikat meraih kemenangan dalam pertempuran kemerdekaan melawan Inggris lebih dari dua abad yang lalu.
Pasukan Garda Nasional telah ditempatkan di dalam dan di luar gedung Kongres AS setidaknya sejak Jumat, dan jumlah mereka akan bertambah hingga mencapai 20.000 pasukan guna mengamankan kota Washington DC sebelum pelantikan Presiden-terpilih Joe Biden pada 20 Januari, demikian disampaikan kepolisian setempat.
Pemagaran baru dan tindakan pengamanan lainnya juga dilakukan di sekitar gedung yang dipandang banyak orang sebagai simbol demokrasi. Pagar setinggi 2 meter telah didirikan di sekitar Capitol, lengkap dengan pendeteksi logam.
"Serangan di Capitol adalah pemberontakan yang menimbulkan pertumpahan darah rakyat Amerika," kata anggota Kongres Hakeem Jeffries, mengenai alasan dilakukannya penjagaan.
"Petugas dipukuli secara brutal. Para penyerang berusaha membunuh (Ketua Kongres) Nancy Pelosi, menggantung (Wakil Presiden) Mike Pence, dan memburu anggota Kongres. Ini pemberontakan. Ini penghasutan massa. Ini pelanggaran hukum. Ini aksi teror," kata Jeffries.
Pihak sistem kereta bawah tanah Washington mengatakan akan menutup 13 stasiun hingga 21 Januari.
Kepala Administrasi Penerbangan Federal Steve Dickson, Rabu, mendatangani sebuah perintah berisi 'pendekatan tanpa toleransi' terhadap gangguan dari penumpang penerbangan. Sebelumnya, pascakejadian Capitol, beberapa pendukung Trump berusaha mengganggu penerbangan di AS, melansir ANTARA.
Pasukan Garda Nasional sering digunakan oleh negara bagian dalam membantu penegak hukum memadamkan protes selama setahun terakhir. Namun, keputusan untuk mempersenjatai mereka dengan senjata memperlihatkan kekhawatiran atas ancaman kekerasan lebih lanjut di hari-hari menjelang pelantikan.
Para pejabat mengatakan penting bagi pasukan untuk dipersenjatai. Mereka juga perlu diingatkan tentang peran mendukung pasukan penegak hukum.
"Capitol memilih cara yang tepat dalam menanggapi sifat ancaman keamanan berat yang ditimbulkan oleh teroris domestik dan massa supremasi kulit putih," kata Jeffries.