Indonesia dan Malaysia Sepakat Bentuk Travel Corridor Arrangement, Apa Itu?

| 05 Feb 2021 18:05
Indonesia dan Malaysia Sepakat Bentuk Travel Corridor Arrangement, Apa Itu?
Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin (Dok. BPMI)

ERA.id - Indonesia dan Malaysia membentuk Reciprocal Green Lane/Travel Corridor Arrangement (RGL/TCA). Apa itu?

Reciprocal Green Lane/Travel Corridor Arrangement merupakan kebijakan kemudahan perjalanan bagi warga kedua negara khususnya. Namun, kedua negera ini masih akan membahas lebih lanjut tentang teknis pelaksanannya.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin usai pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/1/2021).

"Saya juga menyambut baik kesepakatan secara prinsip dibentuknya Travel Corridor Arrangement kedua negara dan mengenai waktu pemberlakuan TCA akan dikomunikasikan kemudian," ujar Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Selain dengan Malaysia, Jokowi juga mendesak agar ASEAN juga melaksanakan TCA, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya, dengan ASEAN membuka TCA, maka negara-negara yang tergabung akan semakin solid.

"Saya juga menyampaikan pentingnya Asean segera menyelesaikan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework, dan di masa sulit seperti ini menjadi kepentingan ASEAN untuk terus menunjukan soliditas," kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, PM Malaysia Muhyiddin Yassin menambahkan, dengan adanya RGL/TCA diharapkan bisa memabngkitkan kembali perdagangan antar kedua negara yang kini terdapak pandemi COVID-19.

"RGL/TCA bertujuan untuk merangsang semula perdagangan dan peleburan di antara Malaysia dan Indonesia dalam tempo pandemic COVID-19," ucapnya.

Dia menambahkan, saat ini Indonesia-Malaysia sedang menyusun standard Operating Procedure (SOP) dan diharapkan bisa selesai dalam waktu dekat. Sebelum menjalankan kerja sama tersebut, Muhyiddin menekankan penting bagi kedua negara untuk mencermati situasi pandemi di masing-masing negara.

"Kedua-dua negara perlu meneliti dan menilai situasi semasa pandemi COVID-19 di kedua-dua negara sebelum akhirnya dapat kita laksakana," pungkasnya.

Rekomendasi