Kesaksian Warga Saat Bendungan Himalaya Hancur: Kejadian Sangat Cepat, Tanah Berguncang

| 08 Feb 2021 11:52
Kesaksian Warga Saat Bendungan Himalaya Hancur: Kejadian Sangat Cepat, Tanah Berguncang
Ilustrasi gletser Himalaya. (Foto: SnappyGoat)

ERA.id - Tim penyelamat India menambah pasukan tim pencarian atas warga yang hilang, dan dikhawatirkan tewas, akibat gelombang besar di sebuah sungai di Uttarakhand, India, pada Minggu, (7/2/2021).

Pada hari Minggu siang, sebuah bendungan di hulu sungai Rishi Ganga di Uttarakhand hancur akibat terhantam gletser yang meluncur dari pegunungan Himalaya. Warga buru-buru diungsikan, sementara tinggi permukaan air di sungai tersebut meningkat dengan cepat.

Tayangan video dari kanal TV ANI menunjukkan bagaimana air membentur dam dan menghanyutkan sebagian dam serta apapun yang ia lewati.

"Terbentuk awan debu ketika gelombang air itu lewat. Tanah bergoncang seperti sedang tejradi gempa bumi," kata warga setempat, Om Agarwal, kepada Indian TV.

Kepada Reuters, seorang saksi mata bernama Sanjay Singh Rana yang juga tinggal di dataran atas desa Raini, mengaku melihat 'dinding' debu, bebatuan, dan air ketika gelombang besar menuruni lembah sungai.

"Kejadian berlangsung sangat cepat, tak ada waktu untuk saling mengingatkan," kata Sanjay. "Saya merasa kami pun saat itu bakal ikut hanyut."

Melansir Al Jazeera, Chief Minister Trivendra Singh Rawat mengatakan bahwa "tujuh jenazah telah ditemukan di lokasi dan operasi pencarian masih berlangsung."

Om Prakash, sekretaris negara bagian Uttarakhand, menegaskan bahwa meski semula 150 orang dikhawatirkan tewas, "angka yang sebenarnya belum sanggup kami konfirmasi."

Kebanyakan orang yang hilang adalah para pekerja dari dua pembangkit listrik yang ikut tersapu gelombang besar sungai, seperti disampaikan kepala polisi Uttarakhand Ashok Kumar.

"Ada 50 pekerja di pembangkit listrik Rishi Ganga, dan kami belum mendapat informasi apapun tentang mereka. Sejumlah 150 pekerja berada di Tapovan," kata dia. "Sekitar 20 orang tersekap di dalam terowongan bawah tanah. Kami sedang berusaha menjangkau mereka."

Sementara jalan utama ikut terbawa arus, terowongan tersebut kini telah terisi lumpur dan bebatuan. Tim penyelamat paramiliter India harus menuruni tebing bukit menggunakan tali agar bisa mengakses ujung terowongan tersebut.

Aksi pencarian dimulai pada Senin pagi. Sementara itu, orang-orang mulai mempertanyakan kenapa pembangkit listrik hidroelektrik justru dibangun di kawasan yang rawan bencana seperti itu, seperti disampaikan Al Jazeera.

Kepala polisi Kumar mengatakan bahwa otoritas telah mengevakuasi bendungan=bendungan lain agar sanggup menghadapi gelombang air yang meluncur dari sungai Alakananda yang juga telah meluap.

Seluruh warga desa di kaki bukit di kiri-kanan sungai tersebut kini telah dievakuasi. Namun, otoritas menambahkan bahwa sudah tidak ada bahaya banjir dalam waktu dekat.

Koran The Times of India mengutip Perdana Menteri Narendra Modi yang mengatakan ia terus memonitor kondisi di Uttarakhand. Sang PM India juga mengumumkan akan memberi santunan 200.000 rupee (Rp38,44 juta) bagi keluarga korban tewas bencana tersebut, dan 50.000 rupee (Rp9,61 juta) bagi yang mengalami dampak berat.

Rekomendasi