Pakai Vaksin Pfizer-BioNTech, Selandia Baru Gelar Vaksinasi Hari Ini

| 20 Feb 2021 14:35
Pakai Vaksin Pfizer-BioNTech, Selandia Baru Gelar Vaksinasi Hari Ini
Selandia Baru (Antara)

ERA.id - Selandia Baru memulai program vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Pfizer-BioNTech pada Sabtu (20/2/2021) waktu setempat, setelah kelompok vaksinator di Auckland divaksin  sehari sebelumnya.

Vaksinasi massal pada Sabtu dimulai pada petugas perbatasan Selandia Baru dan pekerja di fasilitas karantina (Managed Isolation and Quarantine/MIQ), demikian kata pejabat terkait.

“Hari ini, kami memulai program imunisasi terbesar dalam sejarah kami, dengan memvaksin tenaga kerja di perbatasan, sebuah langkah penting untuk melindungi semua orang di Aotearoa,” ujar Menteri Kesehatan Ashley Bloomfield, merujuk nama Selandia Baru dalam bahasa pribumi Maori, seperti dilansir Reuters, Sabtu (20/2/2021).

“Kami akan menjalankan ini selama beberapa hari atau pekan dalam langkah yang terukur untuk memastikan sistem dan pelaksanaan kami telah solid,” kata dia.

Selandia Baru memperkirakan vaksinasi nasional yang mencakup seluruh populasi sebanyak lima juta jiwa itu akan berlangsung selama satu tahun penuh.

Dalam 24 jam terakhir, Selandia Baru melaporkan nihil kasus infeksi baru di masyarakat, sekalipun puluhan ribu tes telah dijalankan, menurut para pejabat negara itu.

Sementara negara tetangga Selandia Baru, Australia, telah memastikan untuk memulai vaksinasi pada Senin (22/2).

Petugas medis dan pekerja hotel karantina menjadi target pertama penerima vaksin, bersama lansia di panti jompo, dengan 16 pusat penyuntikan vaksin Pfizer-BioNTech yang tersebar di seluruh wilayah Australia.

Baik Australia maupun Selandia Baru telah mengakhiri karantina wilayah lokal pada pekan ini, usai sebuah klaster infeksi muncul dari hotel karantina di Melbourne serta otoritas Selandia Baru menyelidiki bagaimana virus varian Inggris ditemukan pada tiga anggota keluarga di Auckland.

Kedua negara itu termasuk dalam 10 besar pengendali wabah COVID-19 secara global.

Hingga saat ini, Australia mencatat di bawah 29.000 kasus dan 909 kematian, sedangkan Selandia Baru mencatat hanya 2.350 kasus dengan 29 kematian.

Rekomendasi