Putra Raja Salman Disorot Tunangan Jurnalis Khashoggi: Dia Harus Dihukum

| 01 Mar 2021 20:22
Putra Raja Salman Disorot Tunangan Jurnalis Khashoggi: Dia Harus Dihukum
Hatice Cengiz, tunangan almarhum wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi, dalam sebuah pertemuan tentang Hak Asasi Manusia di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Selasa (19/2/2019). (ANTARA/REUTERS/YVES HERMAN/tm)

ERA.id - Tunangan jurnalis Saudi yang terbunuh, Jamal Khashoggi, menyerukan agar Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dihukum setelah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa Mohammed menyetujui pembunuhan tersebut.

Khashoggi, warga negara AS yang menulis kolom opini untuk koran Washington Post, kerap mengritik kebijakan pemerintahan Arab Saudi. Pada 2018, ia ditemukan telah terbunuh dan jasadnya dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Belakangan, tim pembunuh ternyata terhubung ke pihak putra mahkota Saudi.

"Putra mahkota perlu dihukum sekarang juga," kata tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, via Twitter.

"Jika putra mahkota tidak dihukum, hal ini menandakan bahwa pelaku utama bisa bebas dari kasus pembunuhan yang membahayakan kita semua dan menodai kemanusiaan kita."

Melansir dari ANTARA, sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/2) menemukan pangeran Saudi telah menyetujui pembunuhan itu, dan bahwa Washington sudah menjatuhkan sanksi pada beberapa dari mereka yang terlibat. Sayangnya, tidak ada sanksi untuk Pangeran Mohammed sendiri.

Pemerintah Saudi, yang membantah keterlibatan putra mahkota, menolak temuan laporan tersebut.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Jumat memberlakukan larangan visa pada beberapa warga Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan pada sekelompok orang lainnya. Aset-aset mereka di AS akan dibekukan.

Pemerintah Biden juga pada umumnya melarang warga Amerika untuk berurusan dengan pihak-pihak yang dikenai sanksi tersebut.

Ketika ditanya kenapa Wahsington tidak memberi sanksi terhadap Pangeran Mohammed secara langsung, Biden mengatakan pengumuman akan dibuat pada Senin. Tetapi ia tidak memberikan pernyataan secara rinci.

Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih mengisyaratkan tidak ada langkah-langkah baru yang akan diambil.  

"Dimulai dengan pemerintahan Biden, penting bagi semua pemimpin dunia untuk bertanya pada diri sendiri apakah mereka siap berjabat tangan dengan orang yang terbukti sebagai pembunuh," kata Cengiz.

Rekomendasi