Jepang Sebut Warganya Trauma oleh Swab Anal COVID-19 di China

| 01 Mar 2021 21:44
Jepang Sebut Warganya Trauma oleh Swab Anal COVID-19 di China
Seorang warga diambil sampel lendirnya oleh petugas medis di Beijing, China, dalam tes asam nukleat COVID-19. (ANTARA/HO-CRI/mii)

ERA.id - Pemerintah Jepang telah meminta Beijing untuk berhenti melakukan tes usap anal untuk mendeteksi COVID-19 terhadap warga Jepang, karena prosedur tersebut menyebabkan luka psikologis.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pemerintah belum menerima tanggapan bahwa Beijing akan mengubah prosedur pengujian, jadi Jepang akan terus meminta China untuk mengubah cara pengujian.

"Beberapa orang Jepang melaporkan ke kedutaan kami di China bahwa mereka menerima tes usap anal, yang menyebabkan rasa sakit psikologis yang hebat," kata Kato dalam konferensi pers, Senin (1/3/2021), dilansir dari ANTARA.

Tidak diketahui berapa banyak warga Jepang yang menjalani tes virus corona seperti itu, kata dia.

Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi COVID-19 saat China meningkatkan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada orang yang berpotensi membawa virus tersebut.

Kementerian Luar Negeri China membantah bulan lalu bahwa diplomat Amerika Serikat di negara itu diminta untuk melakukan tes usap anal untuk deteksi COVID-19, menyusul laporan media bahwa beberapa orang mengeluhkan prosedur tersebut.

Rekomendasi