ERA.id - Di tengah makin kritisnya situasi pandemi Covid-19 di Indonesia, akun dengan nama Faheem Younus, MD mendadak kerap muncul di linimasa pengguna media sosial Twitter Tanah Air selama dua pekan terakhir.
Menyatakan diri sebagai kepala Departemen Penyakit Menular di Upper Chesapeake Health, Universitas Maryland, Dr. Younus kerap membuat cuitan dalam bahasa Indonesia. Contohnya pada 6 Juli lalu.
"Benar-benar buang-buang waktu, uang dan energi," tulis Dr Younus.
"Desinfeksi permukaan tidak diperlukan di jalan dan ruang terbuka. Rumah sakit dan kamar dengan pasien Covid adalah cerita lain."
Benar-benar buang-buang waktu, uang, dan energi ⬇️
Desinfeksi permukaan TIDAK diperlukan di jalan dan ruang terbuka. Rumah sakit dan kamar dengan pasien COVID adalah cerita lain pic.twitter.com/5YAMTBPpI3
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 6, 2021
Cuitan - yang memperlihatkan beberapa foto penyemprotan disinfektan kepada pengguna jalan, melalui mobil damkar - itu telah dikomentari 1.400 kali dan dibagikan hingga 26,7 ribu kali. Banyak di antara pengomentar cuitan itu adalah pengguna Twitter dari Indonesia.
Penghargaan Presiden AS
Dilihat dari profil LinkedIn, Dr. Faheem Younus memperkenalkan diri sebagai dokter yang memimpin program kualitas, keamanan, dan pengalaman pasien di Upper Chesapeake Health (UCH) dari Universitas Maryland, Amerika Serikat.
Dihormati di bidang manajemen rumah sakit, Dr Younus merupakan pionir sejumlah program di AS terkait perawatan antimirobial, konsultasi jarak jauh (telehealth), dan pembuatan metrik indikator performa tenaga kesehatan.
Sejawat di Infectious Disease Society of America ini telah tiga kali dipilih oleh sesama dokter untuk menerima penghargaan tahunan 'Top Doc' yang diberikan oleh Baltimore Magazine.
Dr Younus adalah penerima 'Presidential Service Award' dari pemerintahan Presiden AS Barack Obama di tahun 2008 atas pelayanan kemanusiaannya.
Gelombang Covid-19 di Indonesia
Berdasarkan penelusuran ERA.id, seorang pengguna Twitter @faridzabidy sempat meminta pada Dr. Younus terkait apa yang bisa dilakukan warga Indonesia untuk menghadapi gelombang kedua infeksi Covid-19 di Tanah air.
Indonesia: Huge COVID Wave
Avoid indoor gatherings, no handshakes, be extra careful in public transport (>90% of transmissions occur indoors)
Get vaccinated. Protection isn’t instant (takes 2-wks post 2nd dose)
Wear KN95 mask. Hunker down till this wave dies out. It will iA https://t.co/85pIJzId9Y pic.twitter.com/EhxfFIr8EA
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) June 29, 2021
Sang dokter menjawab bahwa Indonesia menghadapi gelombang besar infeksi Covid-19. Selain meminta warga menaati 3M, ia juga berharap warga segera divaksin.
"Ayo vaksinasi. Perlindungan tidak muncul dalam sekejap (perlu dua pekan setelah suntikan kedua," tulisnya via cuitan tersebut.
Semenjak itu, Dr. Younus mulai lebih sering membahas kondisi Covid-19 di Indonesia dan memberi saran soal isu-isu simpang siur, misalnya tren penggunaan 'susu beruang', obat ivermectin, hingga konspirasi anti vaksin.
ERA.Id belum bisa mengonfirmasi apakah Dr. Younus sendiri yang membuat cuitan-cuitan dalam bahasa Indonesia itu. Namun pada 6 Juli, akun Twitter penulis dan jurnalis asal Australia, Kate Walton, membuat cuitan mengenai sosok dokter asal AS itu.
"Dr. Faheem Younus menggunakan platform Twitter-nya untuk membagikan informasi akurat mengenai Covid-19, dan bagaimana merawat pasien yang positif (corona) di rumah, semuanya itu dalam bahasa Indonesia, bahasa yang asing untuk dirinya (ia ada di AS)," cuit Walton.
Dr Faheem Younus masih terus membuat cuitan dalam bahasa Indonesia. Terakhir ia memberikan tips bagaimana merawat anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19 di rumah.