ERA.id - Dua dosis suntikan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech memiliki khasiat lebih besar terhadap infeksi varian Delta bila dibandingkan dengan vaksin buatan AstraZeneca. Namun, sayangnya, tingkat khasiat tersebut menurun lebih cepat, sebut sebuah riset ilmiah.
Para ilmuwan Universitas Oxford menyatakan - dalam makalah awal - bahwa dalam waktu empat hingga lima bulan pascavaksinasi, level proteksi dari vaksin Pfizer dan AstraZeneca terbilang setara. Namun, vaksin AstraZeneca berhasil mempertahankan kemanjurannya dalam rentang waktu tersebut, demikian diberitakan di NewsChain, (19/8/2021).
Penelitian ini dijalankan dalam kerja sama dengan Office of National Statistics (ONS) dan Department for Health and Social Care (DHSC). Di situ, ilmuwan melihat data antara Desember 2020 dan Agustus 2021 yang dihimpun oleh Covid-19 Infection Survey.
Ada 700 ribu partisipan yang sampel swab tesnya dianalisa sebelum dan sesudah 17 Mei 2021, ketika varian Delta menjadi varian utama di Inggris. Hasilnya adalah demikian.
Proteksi yang didapat terhadap varian Delta sebulan setelah dosis kedua Pfizer adalah 90% dibandingkan orang yang tidak divaksin. Angka ini turun menjadi 85% setelah dua bulan, dan 78% setelah tiga bulan.
Sementara, untuk AstraZeneca, tingkat proteksi untuk rentang waktu yang sama adalah 67%, 65%, dan 61%, sebut para ilmuwan, diberitakan di NewsChain.
Dr Koen Pouwels, peneliti senior di Nuffield Department of Population Health di Universitas Oxford, mengatakan bahwa timnya meyakini bahwa angka-angka tersebut "sungguh-sungguh merepresentasikan penurunan (efikasi)" dari vaksin Pfizer.
Sementara pada AstraZeneca "perbedaannya setara dengan meningkatnya kemungkinan (terinfeksi), sehingga bisa dibilang tidak ada penurunan proteksi dari AstraZeneca.
Namun, ia juga menambahkan bahwa penurunan sedikit dalam hal efikasi tetap menunjukkan vaksin-vaksin tersebut efektif "karena proteksi awalnya cukup tinggi".
Pouwels juga mengingatkan analisa itu tidak memperhatikan level proteksi terhadap munculnya gejala berat Covid-19, yang merupakan faktor penting dalam menilai seberapa efektif suatu vaksin.
Para peneliti juga menilai khasiat dosis pertama vaksin Moderna sama baiknya dalam melawan varian Delta. Namun, tim belum mendapatkan data terkait efek dosis kedua vaksin buatan AS tersebut.