ERA.id - Mothering dan fathering, dalam konteks hubungan, bukan hanya sekadar peran berdasarkan jenis kelamin. Lantas apa itu mothering dan fathering sebenarnya?
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang esensi mothering dan fathering dalam konteks hubungan yang membentuk fondasi kuat untuk menjalin relasi bersama.
Apa Itu Mothering dan Fathering?
Kadang-kadang, memfokuskan diri pada kebutuhan pasangan untuk sekadar memberikan bantuan adalah bentuk kepedulian. Namun, terlalu sering melakukannya dapat menciptakan suatu permasalah.
Anda akan secara terus-menerus memusatkan perhatian pada kebutuhan pasangan untuk melakukan hal-hal yang berbeda daripada fokus pada perasaan, ketakutan, dan reaksi Anda sendiri.
Menurut Alicia Muñoz, seorang penulis, konselor, dan terapis, pasangan yang bersikap seperti ibu (Mothering) atau ayah (Fathering) sering kesulitan menerima bahwa pada akhirnya mereka tidak dapat mengendalikan perasaan orang lain, bahkan orang yang mereka cintai.
Mereka yang melakukan Mothering dan Fathering akan mencoba mengubah pasangan mereka melalui saran yang tidak diminta, keluhan, rekomendasi, emosi, dan beberapa metode lainnya.
Sikap tersebut pada akhirnya dapat membuat pasangan menutup diri hingga menimbulkan rasa tidak puas. Selain itu, tidak menutup kemungkinan pasangan Anda mengokohkan resistensi mereka terhadap perubahan yang penting.
Pasangan yang bersikap seperti ibu atau ayah juga takut kehilangan. Di balik upaya mereka untuk mengendalikan kesehatan atau kesejahteraan pasangan mereka (atau meyakinkan mereka untuk membuat pilihan yang "baik" atau sehat) terdapat lapisan emosi yang tidak nyaman dan rentan.
Pelaku Mothering dan Fathering memiliki emosi yang terkait dengan masa lalu mereka, berikut beberapa contohnya:
- orang tua yang bercerai dan mereka tidak dapat mengubah banyak hal bagi keluarga dan diri sendiri.
- orang tua yang menjadi pecandu alkohol
- keluarga penderita diabetes yang tidak dapat menjaga kesehatan.
Pasangan yang bersikap seperti ibu atau ayah mungkin merasa lebih mudah fokus pada situasi saat ini daripada mengeksplorasi perasaan seperti ketakutan dan rasa sakit.
Seringkali, pasangan yang bersikap seperti ibu atau ayah takut kehilangan koneksi dengan pasangan mereka. Mereka mungkin merasa bergantung pada pasangan mereka untuk merasa aman dan stabil.
Orang dengan Mothering dan Fathering juga memiliki ikatan kuat dengan fantasi tentang bagaimana hal-hal seharusnya terjadi daripada sebagaimana adanya. Terkadang mereka juga memiliki ketakutan akan kehilangan visi dari hubungan mereka yang sehat, aman, atau bahagia.
Alternatif Mothering dan Fathering
Alicia menjelaskan terdapat Sebuah pendekatan yang lebih efektif daripada mengadopsi dinamika 'mothering' atau 'fathering' yaitu dengan menerapkan strategi "berbicara dengan tindakan".
Strategi dapat melibatkan perwujudan tindakan dan perilaku yang Anda inginkan dari pasangan Anda. Anda dapat menunjukkan sikap dan menyampaikan cinta dengan memahami bahwa pasangan Anda pada akhirnya perlu membuat pilihan dan keputusan yang mandiri.
Namun jika pilihan pasangan Anda sulit untuk ditoleransi, maka komunikasikan kesulitan Anda dengan tetap berusaha melepaskan kendali atas keputusan mereka.
Selain itu, penting untuk menerapkan batasan yang jelas dan mempertimbangkan bantuan eksternal agar hubungan dapat berlanjut.
Perlu diingat juga, berbagi tanggung jawab dan persoalan Anda juga dapat mempererat hubungan dengan pasangan. Bahkan seringkali hal tersebut dapat menjadi pendorong perubahan yang lebih kuat dalam hubungan daripada sebuah saran yang tidak diminta.
Selain apa itu mothering dan fathering, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…