Koleksi Tanaman Hias Langka, Pria Ini Raup Keuntungan Harga Per Daun Rp225 Juta

| 11 Dec 2020 08:15
Koleksi Tanaman Hias Langka, Pria Ini Raup Keuntungan Harga Per Daun Rp225 Juta
Koleksi tanaman hias milik Tony Le-Britton (Foto: Instagram/@notanotherjungle)

ERA.id - Selama pandemi, menanam tanaman hias kini menjadi tren dan hobi baru. Tak hanya menjadi kegiatan bercocok tanam, tanaman hias kini bisa menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan bisa meraup keuntungan hingga miliyaran.

Hal ini dirasakan oleh pria asal Inggris yang mampu menjual koleksi tanaman hias miliknya yang langka mencapai 12 ribu poundsterling atau Rp225 juta per daun.

Dilansir dari Metro, pria bernama Tony Le-Britton membudidayakan beberapa spesies tanaman hias paling berharga dan langka di dunia. Ia menanam tanaman hias tersebut di rumahnya di Cheltenham, Inggris dan mengubah kamarnya menjadi rumah kaca.

Fotografer handal itu memiliki beragam jenis tanaman hias, termasuk yang sebelumnya dianggap telah punah dan ada yang saat ini tidak terdokumentasi secara ilmiah. 

Koleksi tanaman hias milik Tony Le-Britton (Foto: Instagram/@notanotherjungle)

Dia sudah memiliki tiga pesanan untuk daun dari Rhaphidophora Tetrasperma Variegata seharga 12 ribu poundsterling atau Rp225 juta per daun. Ia masih ada daftar tunggu kolektor yang ingin membeli daun dari koleksi tanaman hiasnya.

"Tanaman non-variegated sangat umum, kamu bisa mendapatkannya di sebagian besar supermarket dan pusat taman. Tapi versiku, itulah mutasi genetik dan benar-benar acak yang membuatnya langka. Itu satu-satunya di dunia (dengan pola daun itu)," ungkap Le-Britton.

"Aku telah menerima tiga pesanan di muka dengan harga masing-masing  12 ribu poundsterling atau Rp225 juta per daun. Ada daftar tunggu. Aku memiliki begitu banyak orang yang menghubungiku. Ini seperti menanam uang di pohon!," tambahnya.

Tony juga bangga menjadi pemilik tanaman unik dan langka, Monastera sp Bolivia, yang saat ini tidak memiliki dokumen ilmiah. Seorang ahli botani di Bolivia menghubunginya untuk meminta lebih banyak foto demi melakukan penelitian. Sebab, ia tidak memiliki catatan soal tanaman hias tersebut.

Koleksi tanaman hias milik Tony Le-Britton (Foto: Instagram/@notanotherjungle)

"Satu-satunya cara untuk mengetahui apa itu sebenarnya adalah dengan menemukannya di alam liar. Dengan menggunakan batang dan daunnya, kami kemudian dapat mengidentifikasi keluarganya," kata Le-Britton.

Selain itu, ada pun tanaman Begonia Chloristica, tanaman eksotis yang sebelumnya dianggap telah hilang di alam liar. Ia juga memiliki tempat khusus di rumah kaca Tony.

"Itu (Begonia Chloristica) dianggap punah hingga beberapa tahun yang lalu. Aku berhasil menemukannya dari seorang kolektor di Eropa," tutur Le-Britton.

Tony mengatakan minatnya pada tanaman berasal dari kakek-neneknya. Warisan koleksi selama dua dekade itu kini sudah mencapai ratusan tanaman.

Koleksi tanaman hias milik Tony Le-Britton (Foto: Instagram/@notanotherjungle)

"Ini semua tentang pengalaman yang aku alami ketika masih muda, berada di bagian yang sama dengan kakek-nenekku. Orang-orang selalu mengagumi tanaman hiasku dan menjadikan aku bagian dari itu. Itu ada dalam darah dagingku," imbuh Le-Britton.

"Aku tidak mempelajari tanaman secara formal, tapi aku merasa sekitar 25 tahun pertumbuhan mengajarkanku pemahaman. Kamu belajar membiarkan tanaman hidup begitu saja. Aku pikir beberapa orang bisa terlalu merawat tanaman hias mereka," lanjutnya.

Lebih lanjut, Le-Britton menyisihkan waktu  tiga jam setiap tiga minggu untuk memotong daun yang mati, memeriksa akarnya dan menyiraminya. Rumah kaca memiliki suhu, kelembapan, dan cahaya yang dikontrol. 

Jadi, Le-Britton dapat memeriksa semuanya dengan baik melalui ponselnya. Ia mengatakan tidak pernah menghitung total biaya koleksinya. Namun, ia menduga harganya bisa membeli beberapa rumah.

"Dari sudut pandang asuransi, itu pasti menambah nilai. Mungkin harganya lebih dari beberapa rumah. Tapi aku memiliki koleksi tanaman yang sangat langka yang, dari luar. Tidak akan pernah ditebak dan aku menyukainya," tutup Le-Britton.

Rekomendasi