ERA.id - Pelawak senior Jojon kumisnya hanya separuh di bawah hidung. Itu membuatnya dianggap mengikuti Adolf Hitler dan Charlie Chaplin yang lebih dulu populer dengan kumis sikat gigi.
Saat ditanya apakah ide penempatan kumis mengikuti Hitler, ia menjawab kumis uniknya bukanlah didapat dari Charlie Chaplin, apalagi Adolf Hitler.
Jadi awal ceritanya saat mulai manggung sebagai pelawak di tahun 70an, kumis itu dipakainya, dengan alasan sederhana karena Jojon merasa terlalu ganteng untuk jadi pelawak.
Lantas Jojon mencoret-coret wajahnya sendiri, sampai akhinya dia menemukan kumis itu pas di wajahnya. Hasilnya, hanya dengan mimik muka dan gerakan, tanpa bicara pun, Jojon bisa membuat orang tertawa.
Ada pengalaman lucu Jojon soal kumis uniknya itu. Tahun 1980-an, saat itu, Jayakarta Grup mengadakan pertunjukan di daerah. Mereka kedatangan seorang perempuan.
Jojon lalu menerima wanita itu. Namun si wanita belum sadar dia berbicara dengan siapa. Dia menyatakan tetap ingin bertemu dengan grup lawak pujaannya. Dia pun ingin berfoto bersama.
Jojon kemudian memanggil para personel lainnya. Kata dia, ada yang ingin berfoto bersama. Tiga rekannya datang dan ia sendiri memilih pergi.
Si perempuan akhirnya antusias sekali. Dia memasang kamera, tapi tiba-tiba merasa ada yang kurang.
"Jojon ke mana?" tanyanya.
Pertanyaan itu sontak memancing tawa. Padahal mereka biasanya yang kerap memancing orang untuk tertawa. "Lho, yang tadi Ibu ajak ngobrol itu Jojon," kata salah satu dari mereka.
Akhirnya si perempuan terdiam. Tak disangka, orang yang serius dengan dandanan yang berbeda itu adalah Jojon, pelawak yang kerap tampil nyentrik dengan banyolan yang mengundang tawa.
Sampai di sini saja? Tentu tidak, ada lagi cerita lain. Di tengah syuting sebuah film di tahun 1980-an, masyarakat berdesak-desakan ingin melihat Jojon.
Seorang perempuan hamil tiba-tiba menyeruak di antara kerumunan dan tanpa malu-malu minta dicium Jojon. 'Wah, dia pasti ngidam. Ane perlu penuhi permintaannya," kata Jojon nakal. Ciuman kilat pun terjadi, dan Jojon lalu kabur dari kerumunan orang banyak.
Jojon yang dikenang sebagai pelawak itu, memang identik sampai kini usai ia meninggal pada 2014 silam. Kenangan saat ia mentas, terpatri kuat. Ialah orang celananya selalu manggantung sampai ke atas perutnya dan pakaiannya nyaris selalu berwarna cerah. Kemudian, hanya Jojon yang bisa membuat kumis Hitler kehilangan keangkerannya.