ERA.id - Perseteruan antara pedangdut Ayu Ting Ting dan haters, Kartika Damayanti alias KD semakin memanas. Bermula dari orang tua Ayu Ting Ting, Ayah Rozak dan Umi Kalsum mendatangi rumah KD di Bojonegoro, Jawa Timur. Namun, KD tidak berada di rumah, melainkan di Singapura lantaran bekerja sebagai TKW.
Peramal sekaligus ahli tarot, Denny Darko menerawang alasan KD selalu menghujat keluarga pelantun "Sambalado" itu. Sebelumnya, ia meminta siapa pun untuk tidak menghina profesi KD sebagai TKW.
"Jangan kita terapriori, mereka memang asisten rumah tangga tetapi pekerjaannya membawa perubahan. Mereka pemutus rantai nasib yang pernah ada dan pahlawan devisa," ungkapnya, dikutip dari kanal YouTube Denny Darko pada Jumat (13/8/2021).
"Kita harus tahu, tidak boleh terasosiasi terhadap satu profesi tertentu. Dalam profesi apapun, itu ada yang negatif dan positif, kita menyebut sebagai oknum," lanjutnya.
Berdasarkan kartu tarotnya, suami Vina Candrawati ini menerawang KD memiliki masalah rumah tangga. Ia juga harus meninggalkan anaknya lantaran bekerja sebagai TKW di Singapura. KD juga sulit berkomunikasi dengan keluarganya lantaran perbedaan jam antara Indonesia dan Singapura.
"Permasalahan rumah tangga dan anak mereka, ini terus menjadi masalah besar. Mereka bisa memegang ponsel, itu artinya, 7, 8, hingga 10 malam itu artinya zona waktu sama dengan Indonesia, beda dua jam. Akhirnya, mereka ini waktu menelpon orang-orang Indonesia capek," katanya.
Denny Darko mengatakan jika KD bisa saja bukan menjadi diri sendiri saat bermain media sosial. Dibalik akun @gundik_empang, ia yakin KD lebih percaya diri untuk menghujat mantan istri Enji Baskoro.
"Ini diperparah di media sosial kita menjadi orang lain. Kita mengira identitas kita tersembunyi dengan menulis gundik atau menyaru orang lain dengan fiktif. Ini membuat hal seperti ini lebih parah lagi," ucapnya.
Ditambah lagi, KD mendapatkan dukungan dari para pengikutnya yang juga membenci Ayu Ting Ting. Sehingga, KD kerap menghujat sang biduan dengan semena-mena.
"Saat kita terus mendapatkan reward dari media sosial. Saat kita melakukan sesuatu, orang-orang yang setuju dan menyukai ada disekeliling kita, saat kita jadi pemimpin, maka akan mendapatkan like dan dukungan. Jadi, menurut saya dia melakukan itu karena mendapat dukungan dari sekitarnya, orang-orang yang sama-sama membenci," tuturnya.
Pria berusia 44 tahun itu mengingatkan haters untuk lebih berhati-hati menggunakan media sosial. Menurutnya, identitas di media sosial lebih mudah diakses dan keberadaannya mudah ditemukan.
"Kita masih bisa dilacak, orang-orang bisa tahu kita hidup dilingkungan sosial, makanya hati-hati. Kita masih dikejar dan harus bertanggung jawab di internet. Hati-hati, meski KD di Singapura tapi yang kena getahnya malah orang tua." lanjutnya.