Sampai Ngadu ke KPI untuk Boikot Saipul Jamil, Psikolog: Gangguan Pedophilia Tidak Layak Dapat Panggung di Televisi

| 02 Sep 2021 13:10
Sampai Ngadu ke KPI untuk Boikot Saipul Jamil, Psikolog: Gangguan Pedophilia Tidak Layak Dapat Panggung di Televisi
Saipul Jamil (Foto: Instagram/@saipul_jamil_fc)

ERA.id - Pedangdut Saipul Jamil akan menghirup udara bebas pada Kamis (2/9/2021) setelah lima tahun mendekam di penjara. Belum diketahui sekitar jam berapa Saipul Jamil bebas. Pria disapa Bang Ipul ini bakal merilis single terbaru berjudul "Sanggupkah Kau Setia".

Selain itu, Saipul Jamil direncanakan akan menjadi YouTuber. Mantan suami Dewi Perssik ini juga berniat kembali ke dunia pertelevisian. Sayangnya, niat itu menuai pro dan kontra. Bahkan, seruan boikot ramai untuk Saipul Jamil supaya tak kembali ke panggung hiburan.

Salah satunya adalah psikolog, Zoya Amirin yang bersuara lantang untuk menyerukan pemboikotan terhadap pria berusia 41 tahun itu. Ia justru khawatir dengan korban yang mengalami trauma jika menghadirkan Saipul Jamil di televisi. 

Curhatan psikolog (Foto: Instagram/@zoyaamirin)
Curhatan psikolog (Foto: Instagram/@zoyaamirin)

"Tahukah Anda? Jika seorang anak (individu) mengalami kekerasan seksual, trauma juga dialami oleh semua orang yang peduli dan mencintai anak ini (keluarga, teman, tetangga dst. Apakah trauma kekerasan seksual akan hilang pada diri anak lama kelamaan? Tidak bisa hilang atau sembuh 100%," tulisnya, dikutip dari Instagram @zoyaamirin.

"Bayangkan trauma kekerasan seksual si anak yang sedang berproses sembuh seumur hidup ini, terus terpicu karena pelaku sering muncul di TV nasional. Demi rating! apakah trauma korban? Korban kesulitan berproses karena pelaku kekerasan diberi panggung oleh media, bukan karena kejahatannya, tapi karena nilai 'jual' pelaku yang kebetulan artis," lanjutnya.

Curhatan psikolog (Foto: Instagram/@zoyaamirin)
Curhatan psikolog (Foto: Instagram/@zoyaamirin)

Zoya mengatakan memang ada sejumlah penggemar yang tak setuju Saipul Jamil diboikot dari dunia pertelevisian. Sebab, dirinya sudah mendapatkan hukuman jera. Lalu, ia menjawab bahwa proses hukum dan proses spiritual memaafkan berbeda kesembuhan mental seorang pelaku kekerasan seksual. Ia juga bertanya-tanya apakah selama Saipul Jamil dipenjara mendapatkan rehabilitasi mental atau tidak.

"Mau dipenjara sekian abad sekalipun, efek jera bukan berarti sehat mental tuh! Apalagi kalau benar pelaku didiagnosa pedophilia. Penjara bukan tempat untuk 'menyembuhkan' penyimpangan seksual loh. Penjara tidak ada rehabilitasi jiwa kan?" katanya.

Zoya juga menjawab beberapa pertanyaan dari penggemar jika Saipul Jamil ingin muncul di dunia pertelevisian untuk menunjukkan karyanya. Lalu, ia mengatakan korban atau penyitas juga sangat ingin hidup normal, mau buka mata lihat pelaku di TV berekspresi berkarya tidak terpicu, takut bergaul, tertekan, merasa tidak aman, mau tidak depresi, mau tidak punya keinginan bunuh diri merasa kotor.

"Siapapun orangnya, apapun pekerjaannya, pelaku kejahatan seksual apalagi pada anak dan gangguan pedophilia tidak layak mendapat panggung di televisi nasional! Boikot pelaku kejahatan seksual (termasuk gangguan pedophilia) di semua stasiun televisi di Indonesia," tutupnya.

Melalui keterangannya, Zoya mengaku salut kepada korban yang melaporkan Saipul Jamil hingga berakhir dijeruji besi sampai 5 tahun. Bahkan, ia juga menandai akun Instagram KPI Pusat untuk tidak memberikan panggung hiburan Tanah Air bagi Saipul Jamil.

"Paham kan kenapa korban kekerasan seksual sulit melapor? Luar biasa victim blaming netizen budiman. Apalagi kalau ada relasi kuasa dengan pelaku kejahatan seksual, salut pada para korban dan penyintas yang berani speak up #salut," tulisnya.

"Kepada @kpipusat mungkin bisa koordinasi dengan @kpai_official melihat data pelaku kekerasan seksual seberapa banyak ditangani KPAI, apakah Televisi Nasional layak memberi panggung pada pelaku kekerasan seksual (termasuk pedophilia) untuk tampil di TV Nasional?" lanjutnya

Rekomendasi