Semua berawal dari semangat Comi untuk melanjutkan bermusik di genre metal setelah 10 tahun berkiprah di genre musik folk dengan rekan-rekannya di band Payung Teduh. Ia pun mengajak beberapa rekannya yang ternyata bukan orang sembarangan. Salah satunya adalah Apit yang dikenal sebagai vokalis Purgatory. Lalu ia juga diperkenalkan dengan Ayi yang juga mengisi posisi gitar di Straight Out. Setelah mendapat vokalis dan gitaris, ia pun mengajak rekan sejawatnya di Payung Teduh, Cito yang mengisi posisi drum. Melalui ide Comi dan Ayi, akhirnya mereka menamakan band tersebut dengan sebutan Logamulia.
Seperti yang dituturkan Comi langsung kepada era.id, band tersebut terbentuk saat dia berniat meninggalkan Payung Teduh di akhir 2017. Pada tanggal 19 November 2017 lalu, untuk pertama kalinya, keempat musisi tersebut latihan setelah Comi dan Cito merilis album Ruang Tunggu untuk Payung Teduh.
"Logamulia pertama terbentuk atas ide saya yang saat itu berencana keluar dari Payung Teduh, namun tetap ingin berkarya, kemudian saya memutuskan untuk berkarya di genre metal. Saya mengajak Apit yang saya kenal sebagai vokalis Purgatory, saya juga mengajak Ayi yang diceritakan oleh sahabat saya, Avo, sebagai gitaris yang produktif namun sedang tidak memiliki band untuk berkarya. Saya otomatis mengajak Cito karena saya tahu dia dulu drummer progressive rock dan sudah menjadi tandeman saya selama sepuluh tahun ini di Payung Teduh," ungkap Comi.
Bassis yang kembali bergabung dengan Payung Teduh di Agustus 2018 lalu tersebut juga menjelaskan konsep musik mereka adalah musik metal yang membuat pendengarnya ikutan bouncing sesuai dengan ritmik dan groove lagu. Sehingga, mereka menyebutnya dengan groove dan thrash metal. Perpaduan musik mereka berangkat dari referensi musik yang masing-masing personil sukai.
"Konsep metal kami adalah groove dan thrash metal, saya suka membuat ritmik dan groove metal yang membuat orang-orang bouncing," kata Comi.
"Metal yang saya dengarkan adalah Mudvayne, Sepultura, Soulfly, Meshuggah, Gojira, dan lain-lain. Setahu saya Ayi dibesarkan oleh Megadeth dan juga mendengarkan modern metal seperti Lamb of God, Slipknot, In Flames dan lain-lain. Apit sangat suka dengan Mew dan band-band metalcore. Cito mendengarkan band-band metal apapun yang saya putar di mobil ketika Payung Teduh akan berangkat manggung."
Sebagai perkenalan, Logamulia pun merilis single perdana mereka yang beringas dengan tajuk Musuh Publik. Menurut Comi, lagu yang bertema sosial politik ini berawal dari riff yang ia sudah bawa dari rumah sebelum masuk studio. Liriknya pun sudah dipersiapkan oleh Comi dan kemudian diedit oleh sang vokalis agar sesuai dengan pattern vocal.
“Musuh Publik diawali oleh saya yang datang ke studio membawa riff-riff yang sudah saya buat di rumah. Ayi kemudian menambahkan beberapa riff untuk melengkapi struktur lagunya, lalu Cito mengisi drumnya. Apit yang duduk memperhatikan kami berkomposisi kemudian mencari pattern vocal pada lirik Musuh Publik yang sudah saya tulis sebelumnya (serta mengedit liriknya agar sesuai pattern vocal –red). Alhamdulilah lagu Musuh Publik langsung jadi hanya dalam satu kali latihan sesi studio."
Lagu Musuh Publik terinspirasi dari sekelompok orang yang difitnah, dihina, dan dijelek-jelekkan di muka publik oleh pihak lain. Meskipun sekelompok orang ini sebenarnya bisa dengan mudah menghancurkan pihak yang memfitnah, mereka lebih memilih untuk diam dan melakukan hal yang lebih bermanfaat untuk mereka sendiri. Lagu ini juga akan menjadi jalan pembuka untuk album mereka yang akan dirilis Juni mendatang.
"Sejauh ini kami sudah merekam total lima lagu dan akan menambah beberapa lagu lagi untuk persiapan album yang rencananya akan dirilis pertengahan Juni," tutup Comi.