Efektifkah Cegah Virus COVID-19 dengan Masker Kain?

| 02 Apr 2020 12:02
Efektifkah Cegah Virus COVID-19 dengan Masker Kain?
Masker kain. (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Kebutuhan masker medis kian hari kian meningkat, seiring dengan merebaknya wabah COVID-19. Akibatnya, terjadi kelangkaan barang di pasaran. Jika pun ada, penjual biasanya mematok harga tinggi. 

Namun, saat ini banyak dari masyarakat yang beralih menggunakan masker kain. Tidak seperti masker medis, masker buatan home industry ini bisa digunakan berkali-kali dan bisa dicuci. Tapi apakah masker kain bisa menghalau masuknya virus-virus ke saluran pernafasan kita?

Di masa lalu, para ahli penyakit menular mempertanyakan keefektifan masker kain buatan rumahan sebagai pertahanan terhadap virus seperti flu. Tetapi sekarang para ahli telah mendesak para profesional medis yang memiliki akses peralatan pelindung terbatas untuk menggunakan masker kain buatan sendiri jika mereka tidak memiliki pilihan lain. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan petugas kesehatan yang tidak memiliki pilihan lain dengan menggunakan bandana atau syal ketika merawat pasien dengan COVID-19. Namun, idealnya harus gunakan pelindung wajah.

"Ini adalah tragedi dari banyak negara yang tidak melakukan cukup banyak untuk menghentikan epidemi ini dan secara bersamaan gagal menyetok persediaan APD (alat pelindung diri) yang memadai untuk pekerja kesehatan," ujar Raina MacIntyre, kepala Program Penelitian Biosecurity di Universitas New South Wales di Australia. 

"Selain kehilangan nyawa masyarakat, kami kehilangan dokter dan perawat. Terkadang mereka harus merawat pasien tanpa APD sama sekali atau dengan APD yang tidak memadai," lanjutnya.

MacIntyre memimpin penelitian di Vietnam, diterbitkan dalam jurnal BMJ pada tahun 2015 yang membahas para petugas medis mengobati pasien terjangkit flu di rumah sakit Hanoi. Mereka menyatakan masker kain tampaknya lebih rentan penularan virus ketimbang masker medis. Pasalnya, kain memiliki kelembaban dan sering digunakan kembali. Filter masker kain lebih buruk dibandingkan masker medis.

Meski begitu, MacIntyre mengatakan bahwa masker kain menjadi satu-satunya pilihan yang harus digunakan oleh dokter di kala masker medis menjadi langka.

"Ketika dokter menghadapi pasien dan tidak memiliki APD, saya pikir mereka harus mengenakan apa pun yang mereka bisa dan jika itu buatan sendiri, itu lebih baik daripada tidak sama sekali," katanya. 

"Ini adalah masalah hidup atau mati bagi mereka dan perlindungan penghalang seperti masker kain mungkin dapat membantu. Sayangnya, prospek tampak suram. Jika epidemi melonjak tak terkendali, tempat tidur rumah sakit penuh dan petugas kesehatan sakit tidak bisa bekerja atau bahkan meninggal dunia. Mengingat badai pandemi yang sangat menghancurkan," lanjutnya.

Dalam jurnal Disaster Medicine dan Public Health Preparedness yang diterbitkan tahun 2013 menyatakan bahwa masker medis tiga kali lebih efektif daripada masker kain untuk mencegah penyebaran flu.

Disimpulkan bahwa masker kain hanya dianggap sebagai upaya terakhir untuk mencegah penularan virus. Tetapi cara ini lebih baik ketimbang tidak ada perlindungan sama sekali.

Tags : covid-19
Rekomendasi