ERA.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, partainya memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama politik dengan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU). Meski begitu, partai berlambang banteng moncong putih itu tak mau memaksa organisasi keagaman terbesar di Indonesia ikut dalam pusaran politik nasional.
Hal tersebut menanggapi peluang calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dipasangkan dengan kader NU.
"PDI Perjuangan menghargai dan menghormati eksistensi NU sebagai ormas keagamaan. Oleh karena itu, PDI Perjuangan tidak akan menarik NU ke dalam pusaran politik karena kita menghormati betul," kata Basarah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/5/2023).
"Namun, kami harus mengakui bahwa dalam perjalan panjang kerja sama politik, kekuataan nasionalis seperti PDI Perjuangan banyak dilakukan bersama dengan kader-kader NU," imbuhnya.
Dia lantas menyinggung sejumlah kerja sama politik antara PDIP dengan NU. Misalnya, ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Presiden kelima RI saat itu berpasangan dengan kader NU yaitu Hamzah Haz.
Kemudian pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Lalu di Pilpres 2009, Megawati berpasangan dengan Prabowo Subianto yang juga kader NU.
"Saat Pak Jokowi maju di 2014 wapresnya Pak Jusuf Kalla juga kader NU. Sekarang pun Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin juga tokoh NU," kata Basarah.
"Namun sekali lagi, ibu Mega sangat menghormati eksistensi NU sebagai organisasi kemasyarakatan maka tidak akan membawa-bawa NU dalam politik praktis," pungkasnya. (Ant)