ERA.id - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono memastikan tidak ada ada penggusuran terhadap warga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dia menegaskan, sosialisasi penataan kawasan terkait pembangunan IKN dilakukan secara baik.
"Enggak ada gusur-gusuran. Tidak ada penggusuran semena-mena. Semuanya nanti kita akan sosialisasikan dengan baik. Semua dibicarakan dengan baik, kan gitu," kata Bambang kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senin (18/3/2024).
Bambang menjelaskan, dalam pembangunan IKN memang dibutuhkan penataan beberapa kawasan agar tercipta tata ruang yang tertib. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang nantinya akan menghuni kawasan tersebut.
"Semua orang kan kalau kawasannya bagus, kawasannya tertib itu kan tidak hanya mereka yang berusaha saja tapi semua orang di situ juga akan menerima manfaat," jelas Bambang.
Dia pun menekankan, penataan dan penertiban itu mengedepankan dialog sosial yang humanis.
"Jadi satu sisi kita harus tetap tertibkan hal-hal yang tidak tertib, tapi di sisi lain tentu kita akan tetap dialog sosial karena memang ada beberapa tempat yang memang kita harus tata kawasannya, menata kawasan. Tapi saya sampaikan bahwa kita punya konsep penataan kawasan yang humanis," tegas dia.
Adapun dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR dengan Otorita IKN, Anggota Komisi II dari Fraksi PAN, Guspardi Gaus sempat meminta klarifikasi Bambang mengenai pemberitaan di media massa soal surat OIKN kepada 200 warga di Kecamatan Sepaku yang meminta mereka membongkar bangunannya di lokasi pembangunan IKN.
Dalam rapat itu, Bambang mengaku bahwa dirinya telah menjadi warga asli Sepaku. Ia pun memastikan tidak ada penggusuran terhadap masyarakat setempat.
"Tidak ada penggusuran semena-mena, saya sebagai warga Sepaku, KTP saya dan istri sudah menjadi warga Sepaku, tentu melihat warga di sana sebagai warga saya, sehingga kalau ada sesuatu yang tidak berpihak pada mereka, saya akan memberikan ruang untuk mereka. Jadi kalau kemarin ada ribut-ribut, mudah-mudahan itu yang terakhir, karena kami ingin di satu sisi menjaga tata ruang yang baik dan itu harus ditata secara humanis," ujar Bambang.
Bambang menyampaikan, warga tetap masih bisa berbaur dan bahkan bisa lebih sejahtera dengan keberadaan pembangunan IKN Nusantara. Sebab, jelas dia, pihaknya terus menjalin komunikasi yang baik dengan tokoh masyarakat setempat.
"Saya tidak setuju mereka di-enclave, kok kesannya mereka tidak menyatu dengan yang lain, justru kami inginnya mereka menjadi bagian dari yang lain dan bagaimana mereka hidup lebih baik, lebih sejahtera, misal buka warung, kita akan sediakan tempatnya tapi itu akan kami tata dengan satu kawasan yang benar-benar humanis. Itu janji kami," ungkap Bambang.