ERA.id - Beredar rekaman suara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro diduga melakukan kekerasan verbal terhadap seorang pekerjanya. Menurut narasi yang disebarkan akun X @cjournalist_ID, peristiwa itu terjadi di rumah dinas Satryo di kawasan Widya Chandra.
Dalam rekaman suara yang dibagikan di media sosial tersebut, terdengar suara bernada tinggi mirip Satryo sedang memarahi seseorang.
"Sengaja kamu buat rumah ini gak ada air? Tadi air hidup. Kok tiba tiba mati? Ulah si Ricky, kamu diam aja? Nggak tanggung jawab sama sekali... sengaja kan kamu? Sengaja dong..." demikian beberapa potongan rekaman yang terdengar jelas, dikutip Senin (20/1/2025).
Sementara itu, suara lawan bicara Satryo dalam rekaman terdengar lemah sambil memohon-mohon maaf. "Demi Allah, Pak... mohon maaf saya Pak."
— Citizen Journalist (@cjournalist_ID) January 20, 2025
Akun X @cjournalist juga menerangkan bahwa itu merupakan rekaman saat proses pemukulan dan pelemparan barang ke korban di rumah dinas Satryo.
Memang dalam rekaman suara tersebut, terdengar suara mirip seseorang sedang memukul dan suara barang-barang yang dilempar, meskipun tidak dapat dikonfirmasi apakah memang demikian yang terjadi atau tidak, mengingat rekamannya hanya berupa suara.
Sebelumnya, ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar aksi damai di depan Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025).
Dilihat di akun X @ardisatriawan, para pendemo tampak mendekati Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro yang hendak menuju mobilnya. Satryo dituding arogan, suka main tampar dan main pecat terhadap jajarannya.
Salah satu yang mengalami pemecatan sepihak adalah perempuan bernama Neni Herlina. Ia mengaku hanya diberhentikan secara verbal, tanpa menerima surat apa pun terkait pemberhentiannya.
"Saya disuruh ke Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah) pokoknya begitu," ujarnya saat ditemui dalam aksi damai di depan kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.
Melalui aksi ini, Neni bersama sekitar 235 pegawai Kemdiktisaintek lainnya berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali pada waktu mendatang.