Warga Solo Tak Wajib Pilih Gibran di Pilwakot

| 24 Jul 2020 18:46
Warga Solo Tak Wajib Pilih Gibran di Pilwakot
Gibran rakabuming dan politisi PDIP (Gabriella/ era.id)

ERA.id - Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akhirnya buka suara usai mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju ke Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Solo 2020. Gibran menegaskan, keikutsertaannya dalam kontestasi Pilkada 2020 ini tidak otomatis menjadikannya pemenang meskipun menyandang status sebagai putra kandung presiden. Sebab dalam kontestasi bisa saja kalah. Dan tak ada pula larangan jika warga Solo enggan memilihnya saat berada di bilik suara nanti.

"Jadi, ya saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, tidak harus diwajibkan memilih saya, bisa dipilih, bisa tidak. Jadi, tidak ada kewajiban untuk mencoblos, bisa dicoblos, bisa tidak," ujar Gibran dalam acara webiner, Jumat (24/7/2020).

Oleh karenanya, Gibran merasa heran jika ada yang menuduh dirinya sedang membangun dinasti politik hanya karena ayahnya seorang Presiden Joko Widodo. Lagi pula, kata pengusaha kuliner ini, warga Solo selama ini sudah cukup mengerti dinasti politik.

Sebab, selama ini dia mengaku rajin menjelaskan isu politik kepada masyarakat Solo yang dia temui dan hal tersebut bisa diterima dengan baik. Meskipun demikian, dia maklum juga ada tuduhan soal dinasti politik. Gibran juga mengetahui siapa oknum di balik isu-isu tersebut.

"Jadi, kalau yang namanya dinasti politik, dimana dinasti politiknya. Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu. Kalau yang masih meributkan dinasti politik itu kan ya dari, ya kita tahu orang-orangnya siapa, dan yang diributkan itu-itu saja," kata Gibran.

Baca juga: Purnomo Positif COVID-19, Jokowi dan Gibran Langsung 'Swab Test'

Bagi Gibran, keikutsertaannya di Pilwakot Solo 2020 merupakan upaya untuk memberikan manfaat kepada lebih banyak orang. Gibran menambahkan, jika selama ini ia hanya 'menyentuh' karyawan-karyawan perusahaannya saja, maka ia berharap dapat 'menyentuh' masyarakat Solo melalui kebijakan-kebijakannya nanti.

"Kalau saya jadi pengusaha, yang bisa saya 'sentuh' pegawai saya saja. Kalau saya masuk politik, yang bisa saya sentuh kalau di Solo 500.000-an orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya," pungkasnya.

Rekomendasi