ERA.id - Aksi Bela Islam berjilid-jilid terjadi jelang Pilkada DKI Jakarta pada 2016 silam. Salah satunya adalah Aksi 411 yang memprotes pernyataan kontroversial Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituding menistakan agama. Ahok pun diganjar hukuman penjara selama kurang lebih satu tahun.
Kisah-kisah kilas balik itu pun diceritakan ulang oleh Ahok melalui tayangan video di kanal YouTubenya. Lalu apa saja yang terjadi dengan Ahok pada saat 411 maupun pascakejadian?
Menolak mengungsi, Memilih Mati di Rumah
Ahok mengaku pada saat aksi 411 berlangsung, dirinya masih bisa tidur nyenyak di dalam rumah. Dia juga mengaku tak takut dengan isu penyerbuan ke rumahnya.
"Kalau saya bilang saya enggak takut, kamu bilang saya sombong. Tapi saya cuma mau bilang, saya bisa tidur dengan nyenyak," ujar Ahok seperti dikutip dari YouTubenya, Senin (10/8/2020).
Ahok menceritakan, saat itu beberapa aparat keamanan menyarankan agar dia dan keluarga untuk mengungsi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun ide itu ditolak Ahok.
Menurutnya, akan lebih baik dia dan keluarga tetap berada di dalam rumah. Alasannya, jika sampai ada kejadian mengerikan, setidaknya ada media yang memberitakan. Daripada, harus mati di tempat yang tak banyak orang yang tahu.
"Lebih baik saya mati di rumah satu keluarga. Itu beritanya masih ada orang tahu. Tapi kalau saya diungsikan lalu dibunuh, enggak ada yang tahu," tegas Ahok.
Ingin Pindah Negara dan Khawatir ke Anak
Pascaaksi 411 dan Ahok dinyatakan telah melakukan penistaan agama. Ahok waktu itu pun dijatuhi hukuman penjara san dan ditahan di Mako Brimob, Depok.
Saat proses persidangan, kata Ahok, anak-anak dan keluarganya masih bersikap biasa saja. Tak ada kemarahan, tak ada penyesalan. Namun, ketika diputuskan harus mendekam di penjara barulah terjadi gejolak.
Bahkan, Ahok sempat terpikir untuk pindah kewarganegaraan. Ia merasa khawatir kepada anak-anaknya yang bisa saja mendapat perundungan di sekolah. "Waktu baru masuk, mereka (anak-anak Ahok) baru agak marah, syok, stres. Saya juga mikir untuk pindah warga negara," kata Ahok.
Namun, kekhawatiran Ahok yang takut anak-anaknya mendapat perundungan ternyata tak pernah terjadi. Sebaliknya, justru banyak dukungan untuk anak-anaknya di sekolah.
"Saya takut mereka di bully. Tetapi enggak. Guru-guru juga baik bilang papamu is a hero. Jadi itu membangkitkan semangat anak-anak," pungkasnya.