ERA.id - Indonesia resmi resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49 persen, Kamis (5/11/2020). Hasil tersebut menjadi kontraksi kedua setelah pada Kuartal II 2020 ekonomi Indonesia tumbuh negatif di angka minus 5,32 persen. Bagaimana dampaknya terhadap kaum milenial?
Untuk kaum milenial jangan bingung, apalagi gundah gulana. Ada trik jitu supaya keuangan pribadi enggak ikut-ikutan resesi.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, di tengah resesi ini milenial harus mulai menyiapkan priortas belanja. Jangan sampai mudah terpengaruh dengan tren terkini yang menyebabkan seseorang menjadi impulsive buyer.
"Yang disiapkan milenial itu harus memulai prioritas belanja. Jangan gampang ikut tren atau jadi impulsive buyer dimana membeli barang yang sebenarnya belum urgen," ujar Bhima saat dihubungi, Jumat (6/11/2020).
Selain itu, Bhima juga menyarankan agar milenial menyimpan dana darurat. Ini penting, sebabanya banyak milenial yang terancam terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa resesi seperti ini.
Untuk diketahui, BPS mencatat jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta orang sejak terjadinya pandemi Covid-19. Dengan demikian, total pengangguran hingga Agustus 2020 menjadi sebanyak 9,77 juta orang.
"Milenial banyak yang terancam di PHK pada saat resesi ekonomi, jadi harus punya dana cadangan yang dipisahkan," kata Bhima.
Lalu apa itu dana darurat atau cadangan? Bhima menjelaskan, dana darurat itu adalah cadangan uang yang digunakan untuk keperluan-keperluan mendesak. Untuk menyiapkan dana darurat, milenial bisa menyisihkan 30 persen pendapatan atau gaji yang diterimanya.
Misalnya, dalam sebulan menerika gaji sebesar Rp5 juta, maka yang harus disisihkan untuk dana darurat sebanyak Rp1,5 juta per bulannya. Supaya lebih aman lagi, Bhima menyarankan agar dana darurat tidak disimpan di satu rekening bank yang sama dengan sisa gaji bulanan.
"Secara rutin dana darurat tadi disimpan di rekening yang terpisah jadi tidak habis untuk belanja. Ingat, dana darurat hanya digunakan ketika ada penurunan pendapatan, kebutuhan mendesak misalnya sakit," kata Bhima.