ERA.id - Mohammad Ramdhan Pomanto atau biasa dikenal sebagai Danny Pomanto berhasil unggul lewat versi hitung cepat atau quick count di berbagai lembaga survei yang menyorot Pilkada Makassar.
Bersama pasangannya, Fatmawati Rusdi yang diusung NasDem dan Gerindra, Danny berhasil mengemas suara lewat hitung cepat versi Celebes Research Center (CRC) sebanyak 41.21 persen. Ia meninggalkan rivalnya, Appi-Rahman yang mengantongi suara 34.84 persen.
Sementara yang lain, Ical-Fadli berada di urutan ketiga dengan mendapatkan suara 19.04 persen. Lalu Irman-Zunnun berada di posisi paling buncit dengan memperoleh suara 4.86 persen.
Danny tampil perkasa. Siapa sebenarnya Danny Pomanto? Dari berbagai sumber, Danny Pomanto disebut lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 30 Januari 1964.
Danny Pomanto adalah mantan Wali Kota Makassar periode 2014 sampai 2019. Bersama Syamsu Rizal atau Deng Ical, ia pernah membenahi Makassar. Waktu itu, ia diusung oleh Partai Demokrat dan PBB.
Danny menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Ilham Arief Sirajuddin. Ia dan wakilnya Syamsu Rizal dilantik pada tanggal 8 Mei 2014 oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Danny Pomanto juga seorang arsitek dan mantan dosen jurusan arsitektur di Universitas Hasanuddin, Makassar. Ia sebelumnya pernah bertarung dalam pemilihan gubernur Gorontalo namun gagal.
Selama mengarungi kancah perpolitikan di Makassar, Danny Pomanto sempat tak percaya diri. Dalam satu kesempatan di Youtube Rijal Djamal, ia bilang darahnya adalah darah Gorontalo. Kedua, ia pernah gagal di Pilgub Gorontalo.
Meski begitu, setelah ia menimbang banyak hal dan dapat masukan, ia beranikan diri saja. Toh, ia punya modal yang cukup dan kemampuan dalam membangun kota selama ini.
Akhirnya Danny terpilih. Ia memimpin Makassar selama lima tahun. Selama itu pula, ia diuji berbagai rintangan. Programnya banyak yang tidak berjalan.
Itu juga diakui oleh juru bicaranya, Indira Mulyasari Paramastuti. Kata Indira dulu, beberapa program Danny tidak jalan karena harus melewati pintu yang bernama DPRD Makassar. "Terkait dengan program gagal, kita berbicara bukan hanya pemimpin di suatu daerah, tetapi berkaitan dengan legislatif juga sebagai pengawasan," tutur Indira.
Program yang gagal dianggap sudah biasa terjadi dalam masa kepemimpinan seseorang sebagai kepala daerah. Namun menurutnya, program yang belum berjalan sesuai rencana, tidak bisa dianggap gagal.
Toh, jika masih saja dianggap gagal meski sudah dijelaskan, Indira mohon agar publik menunggu Danny Pomanto kembali melanjutkan program-programnya yang lalu, yang belum tertunai. "Oleh karena itu, tungguma untuk melanjutkan program-program yang belum dijalankan," tukas Indira.
Apa saja sih yang sangat sering diributkan publik Makassar terkait program Danny-Ical di periode lalu? Pertama adalah Pete-Pete Smart, program ini gagal total karena terbukti, Pete-Pete Smart belum ada di Makassar.
Masih banyak sebenarnya program lain yang mesti dikritisi oleh publik, namun tentu saja, sebelum menagih program Danny-Fatma yang baru, mereka harus mengawal dulu program lama Danny. Itu jika KPU Makassar merestuinya secara resmi.
Apakah Makassar banyak perubahan? Tentu saja hal ini menjadi perdebatan dan publik Makassar lebih tahu. Wajib dinantikan suara perhitungan dari KPU secara resmi, apakah ia bisa kembali menduduki singgasana orang nomor 1 di Makassar atau ada perubahan besar yang terjadi?
Lihat saja pekan depan!