Jokowi Ingin Indonesia 'Buru-Buru' Punya Herd Immunity

| 03 Feb 2021 16:32
Jokowi Ingin Indonesia 'Buru-Buru' Punya Herd Immunity
Program Vaksinasi (Anda Mahardhika/era.id)

ERA.id - Presiden Joko Widodo meminta program vaksinasi COVID-19 dioptimalkan untuk memenuhi target kekebalan kelompok atau herd immunity dalam waktu satu tahun.

Jokowi, dalam hal ini, memerintahkan langsung Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk meningkatkan perencanaan vaksinasi COVID-19 sesuai tahapan yang sudah disusun Kementerian Kesehatan.

"Bapak Presiden (Joko Widodo) juga selanjutnya mendorong agar vaksinasi bisa ditingkatkan, baik dari segi volume maupun dari segi waktu, sehingga herd immunity cepat, bisa dapat dilaksanakan," ujar Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (3/1/2021).

"Oleh karena itu, Pak Menkes akan terus mengevaluasi mereka yang akan direncanakan untuk divaksinasi, agar dalam satu tahun herd immunity ini bisa tercapai," imbuhnya.

Airlangga mengatakan, program vaksinasi COVID-19 nantinya berbasis data dan berbasis daerah yang mencakup zona penularan COVID-19, mobilitas masyarakat hingga kegiatan-kegiatan di pusat perekonomian.

"Vaksinasi tentu mempertimbangkan berbasis data dan berbasis daerah, zona padat, wilayah densitas tinggi, mobilitas yang tinggi, dan juga Interaksi yang tinggi, itu menjadi pertimbangan. Juga terkait dengan kegiatan-kegiatan daripada sentra perekonomian," paparnya.

Untuk diketahui, Pemerintah menargetkan melakukan vaksinasi COVID-19 kepada 181,5 juta penduduk di Indonesia. Jumlah tersebut diharapkan dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus korona.

Vaksinasi gelombang pertama dilaksanakan Januari hingga April 2021 dengan sasaran 1,3 juta petugas kesehatan di 34 provinsi, sebanyak 17,4 juta petugas publik, dan 21,5 juta warga lanjut usia.

Vaksinasi gelombang kedua akan dilaksanakan pada April 2021 sampai Maret 2022 dengan target 63,9 juta warga di daerah dengan risiko penularan tinggi dan 77,4 juta anggota masyarakat lain dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Rekomendasi