Survei Indikator: Pendukung Prabowo-Sandiaga Cenderung Tak Percaya Vaksin COVID-19

| 21 Feb 2021 16:45
Survei Indikator: Pendukung Prabowo-Sandiaga Cenderung Tak Percaya Vaksin COVID-19
Sandiaga dan Prabowo (Dok. Instagram Prabowo)

ERA.id - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei terbaru soal vaksinasi COVID-19. Salah satunya tentang efektivitas vaksin dalam pencegahan COVID-19 menurut basis Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hasilnya, kelompok pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019 cenderung tak percaya vaksin COVID-19, dibandingkan dengan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ternyata pendukung Pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin, efektivitas vaksin, ketimbang pendukung pak Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan paparan secara daring, Minggu (21/2/2021).

Dari survei yang dilakukan indikator, tercatat ada 45,4 persen responden pendukung Prabowo-Sandi mengaku percaya dengan vaksin COVID-19. Sedangkan responden yang mengaku tidak percaya sebanyak 39,7 persen dan 14,9 persen responden tidak menjawab.

Sementara di kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat ada 59,5 persen responden yang percaya vaksin COVID-19. Sedangkan 24,8 persen responden memilih tidak percaya dan 15,7 persen tidak menjawab.

Adapun alasan para responden berbasis Pilpres 2019 ini tidak bersedia divaksin paling banyak menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 tidak aman dan tidak efektif.

Dari kelompok pendukung Prabowo-Sandi, tercatat 52,8 persen responden menilai vaksin COVID-19 tidak aman, dan 28,1 persen menilai vaksin COVID-19 tidak efektif. Sedangkan dari kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat ada 56,4 persen responden beranggapan vaksin COVID-19 tidak aman, dan 22,9 persen menilai vaksin COVID-19 tidak efektif.

"Ini saran saya untuk pemerintah. Yang divaksin, yang di blow up jangan hanya Presiden Jokowi tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi, Mas Anies Baswedan juga," kata Burhanuddin.

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada rentang 1-3 Februari 2021. Survei dilakukan dengan menggunakan kontak telepon kepada responden dan tatap muka. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 7.604 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

Survei menggunakan metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Rekomendasi