Rizal Ramli Tuding Pemindahan Ibu Kota Hanya 'Daftar Keinginan' Jokowi: Pantas Nggak Rakyat Makin Susah, Habiskan Uang untuk Itu?

| 29 Jan 2022 10:01
Rizal Ramli Tuding Pemindahan Ibu Kota Hanya 'Daftar Keinginan' Jokowi: Pantas Nggak Rakyat Makin Susah, Habiskan Uang untuk Itu?
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Jokowi pada periode pertama, Rizal Ramli (Setkab)

ERA.id - Mantan Menko Maritim Rizal Ramli menanggapi rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.

"Memang dari awal ada pertanyaan, pemerintah mampu nggak mobilisasi 600-an triliun kira-kira untuk proyek ibu kota baru ini," kata Rizal dalam youtube Karni Ilyas Club, dikutip Sabtu (29/1/2022).

Ia mengatakan pemerintah sejak awal mengatakan pemindahan ibu kota tak akan memakai dana APBN karena sudah minta tolong kepada Tony Blaire, perdana menteri Uni Emirat Arab dan bos Soft Bank yang diklaim akan investasi di ibu kota baru.

"Tapi seperti biasanya nama-nama gede kelihatan pasti bakal inves, kenyataannya lebih dari 9 investasi gede oleh Soft Bank, UEA, bikin refinary Balikpapan, kagak ada yang jadi tuh. Buntutnya harus ngandelin APBN. Pantes nggak, tepat nggak kita dalam suasana susah ini rakyat makin susah ngabisin uang segitu untuk ibu kota baru?" kata Rizal.

Ia menambahkan ada ide juga menjual pusat-pusat pemerintahan di sekitar Monas untuk swasta. Hasil penjualannya untuk membangun ibu kota baru oleh swasta.

"Ini kan lucu banget. Orang udah punya rumah bagus, lokasinya bagus, bangun, buat, kemudian nyewa di tempat baru. Jadi dari awal memang ini seperti halnya banyak proyek infrastruktur mas Jokowi, itu tidak ada perencanaan yang matang. Seolah-olah ini hanya daftar keinginan harus dikerjain, dilaksanakan," kata Rizal.

Menurutnya, dalam proyek seperti biasanya dibuat visibility studies-nya. Misalnya siapa yang akan mengisi hingga berapa lama waktu balik modalnya.

"Kalau nggak balik modal, ada manfaat sosialnya nggak sebagai pengganti. Tapi proses normal dalam perencanaan ini tidak dilakukan. Kebanyakan itu proses politik," kata Rizal.

Rekomendasi